JAKARTA, ditphat.net – Perkembangan motorik merupakan kemampuan anak dalam mengendalikan gerakan tubuhnya. Kemampuan ini sangat penting dalam membantu anak menjelajahi dunia sekitar dan mengatur aktivitas sehari-hari.
Namun seringkali setiap anak mengalami keterlambatan aktivitas yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Tentu saja hal ini menjadi kekhawatiran serius bagi para orang tua.
Menanggapi permasalahan tersebut, dr Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol), selaku sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neurologi IDAI, membahas tentang tanda-tanda keterlambatan motorik pada anak yang memerlukan evaluasi.
“Pada usia kurang dari satu bulan pemberian ASI kurang baik, jika refleks menghisap tidak kuat, terkadang bayi bisa mengalami dehidrasi. Selain masalah gizi itulah yang kita perlukan pada Selasa, 17 September di seminar media” Perkembangan motorik anak tertunda,” kata dr Amanda. Untuk mengetahui penyebab refleks menghisap tidak kuat. 2024.
Selain refleks menghisap yang lemah, ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai orang tua, antara lain:
1. Usia 4 bulan belum bisa mengangkat kepala, usia 9 bulan belum bisa duduk tanpa bantuan, usia 16-18 bulan belum bisa berjalan.
2. Jika anak tiba-tiba kehilangan suatu keterampilan yang sebelumnya dikuasainya, seperti duduk atau merangkak, ini merupakan tanda bahaya yang harus segera diatasi.
3. Jika sebelumnya anak sudah bisa melakukan suatu gerakan, seperti merangkak atau menunjuk, namun tiba-tiba tidak bisa lagi, ini merupakan tanda peringatan yang harus segera ditindaklanjuti.
“Jika seorang anak memiliki salah satu tanda bahaya yang dijelaskan di atas, anak tersebut perlu dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut,” kata Dr. Amanda.
Menurut Amanda, deteksi dini sangat penting karena pengobatan yang tepat sejak awal dapat membantu memaksimalkan potensi tumbuh kembang anak. Semakin cepat suatu masalah teridentifikasi, semakin besar kemungkinan intervensi yang efektif dapat diberikan.
Meski tidak semua kasus keterlambatan perkembangan motorik dapat dicegah, namun setiap orang tua dapat mengurangi risikonya dengan memberikan stimulasi yang cukup, seperti membelikan mainan yang aman dan menarik, untuk mendorong perkembangan motorik anaknya.
Orang tua juga harus memastikan kecukupan gizi anak dengan memberikan makanan bergizi.