Depok, ditphat.net – Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila (Fikom UP) meluncurkan program Magister Media dan Komunikasi dengan fokus Komunikasi Krisis. Program gelar ini dibuka untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional dengan kompetensi khusus untuk mengelola komunikasi krisis di tengah situasi dan dinamika era yang semakin digital. Kurikulum ini dibuat setelah melalui kajian panjang dan refleksi terhadap tantangan komunikasi yang dihadapi organisasi, pemerintah, dan masyarakat dalam berbagai situasi krisis.
Rektor Universitas Pancasila Prof. Marsudi Kisworo menyampaikan bahwa komunikasi krisis sangat penting dan relevan saat ini, di tengah situasi post-truth saat ini. Krisis ini memerlukan pengelolaan komunikasi sebelum, segera, dan setelah krisis.
“Komunikasi tidak hanya mencakup pengirim, penerima, media, dan pesan, tetapi salah satu aspek yang sering dilupakan orang adalah kehadiran yang seringkali menimbulkan kesalahpahaman. “Dan di era ini, di luar quotes (ucapan), voice (suara), kehadiran tatap muka, atau kehadiran tatap muka sebagai bentuk visual, harus menjadi satu,” ujarnya, Kamis, Desember. 26 Agustus 2024.
Mereka mengatakan pembelajaran daring tidak akan seefektif pembelajaran tatap muka. Dalam pembelajaran tatap muka, kehadiran menjadi penting dan terjadilah interaksi. Jika kita berbicara tentang kehadiran kecerdasan buatan (AI), maka ia harus berkontribusi di tengah krisis komunikasi. Sebab, konten yang dihasilkan AI bisa menyesatkan dan memengaruhi persepsi orang lain.
“Kecerdasan buatan kini tidak hanya memungkinkan pembuatan konten teks, tetapi juga pembuatan video menggunakan kecerdasan buatan. “Ini adalah kebutuhan yang perlu dipahami oleh para ahli komunikasi krisis sehingga nantinya ketika krisis yang disebabkan oleh AI terjadi, mereka perlu memahami cara menghadapinya daripada panik atau berasumsi bahwa hal tersebut benar adanya,” tegasnya.
Dekan FICOM UP Anna Agustina mengatakan, krisis yang terjadi saat ini tidak hanya berupa bencana, tetapi juga dapat terjadi melalui pemanfaatan platform digital. Dengan demikian, ke depannya lulusan program magister ini diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, namun juga keterampilan praktis yang diperlukan untuk menghadapi krisis di dunia nyata.
Ketua program magister “Media dan Komunikasi” Fikom UP, dr. Sudarto mengatakan kurikulum Media dan Komunikasi dirancang untuk memungkinkan lulusan masa depan mengelola komunikasi krisis dengan tiga tingkat krisis. Hal tersebut adalah sebelum krisis (mitigasi dan perencanaan krisis), krisis (komunikasi krisis dalam situasi darurat) dan pasca krisis (menilai dan meningkatkan sistem komunikasi di masa depan).
“Kami berharap dengan memahami ketiga tahapan ini secara holistik, kita tidak hanya dapat mengelola komunikasi selama krisis, tetapi juga membantu organisasi mengurangi risiko dan mengurangi potensi kerusakan di masa depan,” ujarnya.