JAKARTA – Universitas Brawijaya (UB) memutuskan untuk mengembalikan biaya biaya pendidikan sekolah (UKT) yang sama. Hal ini sejalan dengan pembatalan kenaikan UKT berdasarkan Surat Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi No. 0511/E/PR.07.04/2024 tanggal 27 Mei 2024.
Wakil Ketua 2 UB Ali Syafaat menjelaskan mahalnya biaya UKT tidak dapat dikembalikan secara fisik. Kelebihan pembayaran akan dikreditkan ke saldo pembayaran siswa pada semester berikutnya.
Saat ini sebanyak 3.662 peserta didik baru (Maba) telah terdaftar melalui proses seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP). 75 persen diantaranya sudah membayar UKT 2024.
“Mahasiswa baru jalur SNBP 2024 yang membayar UKT pada kelompok yang nilai SKSnya lebih rendah dari nama kelompok yang sama untuk UKT 2023, tetap akan diberikan kredit UKT 2024, jadi tidak ada kesalahan harga,” jelas Prof. Ali. Syafaat, dalam laporan Antara, Selasa 28 Mei 2024.
Oleh karena itu, saat ini sudah ada tata cara perpindahan peserta didik baru jalur SNBP 2024. Saat ini sudah ada tata cara penghitungan ulang UKT peserta didik baru semua, dua jalur SBMPTN dan Jalan Khusus, ”lanjutnya.
Selain itu, Ali juga menjelaskan, proses pengambilan keputusan UKT tidak berubah. UB juga akan membahas standar UKT yang akan diterapkan pada tahun 2023.
Diketahui, belakangan ini kenaikan UKT pada tahun 2024 menjadi permasalahan besar bagi masyarakat India. Karena biaya untuk membiayai kuliahnya sangat mahal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengumumkan pihaknya akan membatalkan kenaikan biaya pendidikan (UKT) tahun ini. Hal itu disampaikannya usai bertemu Presiden India, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 27 Mei 2024.
Pembatalan rencana promosi UKT menjadi angin segar bagi banyak orang. Dikhawatirkannya, mahalnya biaya pendidikan akan mempengaruhi perkembangan generasi mendatang di negara Indonesia.