Jakarta, ditphat.net – Trauma hubungan masa lalu seringkali menjadi masalah yang menjadi pemicu sebuah hubungan dengan seseorang.
Tanpa disadari, pengkhianatan, pelecehan emosional, atau kekerasan fisik bisa memengaruhi cara Anda bersikap terhadap pasangan saat ini.
Hal ini sering kali berdampak pada perilaku ragu-ragu, cemas berlebihan, dan emosi berlebihan.
Psikolog saat ini menjelaskan bahwa seseorang yang pernah mengalami psikologi, psikolog Jill P. Weber, secara alami bereaksi dan bertahan untuk menghindari terulangnya kejadian yang sama dalam hubungan sebelumnya.
Namun reaksi, reaksi, dan sikap defensif yang negatif akan berdampak buruk pada Anda, sehingga membuat Anda membanding-bandingkan atau membanding-bandingkan dengan pasangan sebelumnya.
Hubungan cinta psikolog Jill P.B Weyb dan dampak trauma masa lalu dalam tulisannya, antara lain: 1.
Psikolog Jill P. Weber menjelaskan, pengalaman perselingkuhan di masa lalu bisa membuat seseorang panik jika tidak melakukan kontak dengan pasangan atau face contact.
Daripada menghadapi ketidakpedulian sendiri, tarik diri dan biarkan diri Anda menderita dalam hubungan terakhir Anda.
Pasalnya, perilaku tersebut bukannya menimbulkan rasa aman dan tenang, namun justru semakin menimbulkan kecemasan.
“Pertimbangkan untuk berbicara dengan pasangan baru Anda tentang seberapa besar Anda telah berkhianat dalam hubungan baru Anda dan seberapa aman perasaan Anda dalam hubungan Anda saat ini,” kata psikolog Jill P. Weber hari ini, Jumat, 2/2/2024. Gerakan uap diinduksi
Jika suatu pasangan melakukan hal serupa atau mirip dengan perilaku pasangan sebelumnya, maka trauma masa lalu dapat menimbulkan kecemasan yang tidak beralasan.
Sayangnya, ada pemicu yang membuat Anda paranoid terhadap suatu “pemicu” atau ketakutan.
Jika Anda merasa seperti ini dan merasa paranoid, daripada menyalahkan atau lari, cobalah berkomunikasi dengan pasangan. Rasa konflik yang ekstrim
Dalam hubungan baru, konflik kecil bisa terasa seperti bencana besar. Ketakutan akan terulangnya trauma membuat sulit untuk menilai situasi secara objektif.
Anda mungkin panik atau hidup dalam ketakutan membuat pasangan Anda kesal. Jadi, coba perhatikan cara pasangan Anda berkomunikasi dengan rasa sakit hati.
Daripada mencari perubahan, lebih sensitif terhadap Anda, atau dia tetap menyukai Anda meski sedang marah kepada Anda?
Karena semua pasangan memiliki konflik, ketika AI tersinggung oleh seseorang, Anda dapat menyelesaikannya tanpa krisis 4. Sensitivitas terhadap kontak fisik
Jika Anda pernah mengalami kekerasan fisik pada hubungan sebelumnya, kontak fisik dengan pasangan baru merupakan ancaman, bahkan tidak berarti.
Banyak orang meninggalkan hubungan dalam situasi ini dengan memutuskan hubungan dan tidak mengurusnya.
Sebelum menjalin hubungan romantis baru, pertimbangkan bahwa tubuh dan otak Anda memerlukan waktu untuk merasa aman kembali bersamanya.
Sangat penting untuk mengenali dan mengatasinya agar tidak merusak rumput. Berikut langkah-langkahnya : 1. Percakapan dengan pasangan
Pengalaman masa lalu Anda dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku Anda. Pasangan yang peduli berusaha memahami dan mendukung proses pemulihan.2. MANIK PEMICU
Saat Anda meluncurkan diri, tanyakan pada diri Anda apakah reaksi Anda didasarkan pada fakta atau ketakutan. Jika tidak ada bukti yang jelas, pasangan berperilaku buruk, berusaha mengendalikan emosi dan fokus pada kenyataan saat ini 3. Perhatikan perbedaan antara masa lalu dan masa kini
Kini pasangan bisa memiliki karakter yang sangat berbeda dengan pasangan sebelumnya. Untuk membangun kepercayaan, fokuslah pada peristiwa positif yang dia ajak berbisnis. Pertimbangkan terapi atau konseling
Berbicara dengan psikolog atau terapis dapat membantu Anda mengenali pola tidak sehat dan memberikan strategi penanggulangannya. Seorang terapis seperti Mutiara Ester, yang terkenal dengan bukunya tentang penangkaran, menawarkan beberapa terapi untuk menyembuhkan luka secara bersamaan.