
Jakarta, ditphat.net – PT Waskita Karya (Persero) TBK memiliki empat elemen utama dari kebijakan transformasi, di mana keempatnya adalah pemulihan perusahaan, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan dan digital.
“Kami ingin membangun dan mencapai ekosistem yang berkelanjutan,” kata Waskita Karya, sekretaris perusahaan, Ermy Puspa Yunita, pada hari Selasa, 18 Februari 2025.
Menurutnya, digital penting dalam kesinambungan dalam bisnis. Untuk alasan ini, perusahaan melakukan transformasi digital di berbagai bidang.
Di bidang bisnis, Waskita Karja mengintegrasikan sistem ERP SAP SAP S/4 -nya dengan konstruksi model informasi (BIM) dan perencanaan jadwal (LPS). “Kami adalah satu -satunya perusahaan konstruksi yang menggabungkan ketiga sistem,” katanya.
Ada juga beberapa inovasi digital lainnya, seperti penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) Wisens (Sistem Deteksi Intelegit Wasita) dalam berbagai pengembangan proyek untuk meningkatkan efisiensi dan efisiensi kerja.
Dua dari mereka, yaitu, menganalisis celah -celah trotoar AI, yang bertujuan untuk membantu Waskita mendeteksi kerusakan jalan, serta tujuan kegagalan dalam proses konstruksi atau cacat nol.
“Dengan bantuan AI, Anda dapat menghitung jumlah dan jenis kerusakan secara otomatis secara lebih efektif, sehingga inspeksi dan pemantauan aset jalan bea cukai dapat mendukung. Periode inspeksi yang dapat efektif adalah 40 persen,” kata Ermy.
Kemudian, untuk memastikan bahwa karyawan dapat membawa Peralatan Privasi (APD) menggunakan teknologi inspeksi AI APD perusahaan. Menggunakan AI ini juga bertindak sebagai upaya untuk mencapai tujuan kecelakaan kerja atau nol kematian.
Berikut ini adalah transformasi dalam memperkuat manajemen teknologi informasi, Waskita telah melakukan berbagai sistem informasi yang dikembangkan, termasuk pembentukan manajemen manajemen terintegrasi dan beberapa peningkatan pada sistem keuangan perusahaan, untuk mendukung kontrol internal atas laporan keuangan (ICOFR).
“Kami juga mengambil langkah -langkah untuk mencegah dan memperkuat risiko keamanan jaringan di National Code Agency dan Siber (BSER),” katanya. Dalam hal kebijakan bisnis, Waskita menekankan mengakuisisi NEW NEW Contractual Nilai (NKB).
Dalam implementasinya, perusahaan memegang komite manajemen risiko untuk menilai risiko dan efisiensi proyek, sebelum memutuskan untuk melakukan proyek dan lelang.
“Secara umum, tujuan akhir dari Wasita Transform adalah untuk menciptakan keunggulan dalam operasi. Kami akan selalu berusaha untuk menyelesaikan kualitas terbaik, waktu, dan proyek biaya yang efektif,” kata Ermy.