ditphat.net Tetno – Teknologi Dirgantara China mengalami peristiwa tragis karena roket Tianong-3 tidak sengaja diluncurkan saat pengujian.

Roket tersebut melonjak dari landasan pacu dan menabrak sisi gunung di dekatnya, dan terjadi ledakan besar.

Menurut Tireyin, uji coba ini merupakan langkah awal pengujian sistem tenaga rudal tersebut.

Namun karena adanya kesalahan pada sistem, Tianong-3 terbang ke udara dan akhirnya jatuh dan meledak.

Jika pengujian berhasil, mesin Tianong-3 akan tetap berada di tempatnya semula.

Video diterima oleh Hongyi dari provinsi Henan, roket tersebut terbang ke angkasa dan memperlihatkan drama asap hitam, meninggalkan jejak asap hitam.

Beruntung ledakan tersebut menimbulkan kebakaran lokal di luar kawasan pemukiman dan tidak ada korban jiwa.

Roket Tyouslong-3 menggunakan satelit untuk mengorbitnya dan menggunakan bahan bakar cair. Tyanbing menggambarkan roket ini sebanding dengan Falcon 9 milik SpaceX.

Tianlong-3 dapat terbang dengan massa 590 ton, sama dengan Falcon yang berbobot 605 ton. Seperti Falcon 9, Tianong-3 dirancang untuk dapat digunakan kembali hingga 10 kali.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tianbing, salah satu dari beberapa perusahaan rudal luar angkasa swasta, juga meluncurkan rudal Tianonğ-2, yang menggunakan bahan bakar batubara dalam beberapa tahun terakhir.

Tianbin, yang memiliki sembilan mesin, dikemukakan sebagai rudal revolusioner untuk pesawat ruang angkasa cyan.

“Saat ini sudah tiga kali uji kekuatan yang diselenggarakan di negara ini dan uji lama yang menjadi jagoan besar di industri dunia Tiongkok adalah peringatan ilmiah pada Rabu, 3 Juli 2024.

Kecelakaan itu terjadi beberapa hari setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping bekerja sama erat dengan ilmu pengetahuan negaranya dan mempercepat persaingan dengan teknologi Barat.

“Rasa urgensinya perlu diperkuat. Upaya inovasi perlu terus kita lakukan. Untuk meningkatkan puncak ilmu pengetahuan dan teknologi dan pembangunan masa depan,” ujarnya.

Warga negara China yang berkomentar membandingkan masalah sebelumnya dalam pengujian roket SpaceX Falcon 9 dan peluncuran peluncurannya.

“Batu ular Falcon 9 juga berada di tahap awal. Kalau kesembilan blok Tianlong-3 disejajarkan maka bisa dianggap sukses 70 persen,” kata Wegogo.

Meski peristiwa tersebut merupakan kegagalan teknologi penerbangan luar angkasa, peristiwa tersebut juga menunjukkan kesulitan dan bahaya dalam pengembangan pesawat ruang angkasa canggih.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *