Terungkap! Rahasia di Balik Kecantikan Permadani Persia

Jakarta, ditphat.net – Karpet tentu bukan sekadar bantalan kursi atau penghias interior untuk menata sebuah ruangan. Sejak abad keempat, permadani telah menjadi sebuah karya seni dan memiliki komponen budaya kuat yang tidak bisa dianggap remeh.

Permadani bisa menjadi koleksi seni yang menarik dan memberikan wawasan tentang sifat tenun, desain, dan gaya hidup.

Pakar kajian Persia sekaligus Guru Besar Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) Bastian Zulieno mengatakan, karpet merupakan kerajinan Persia tertua di dunia.

Karpet atau permadani merupakan salah satu simbol terpenting cita rasa, seni, dan keindahan masyarakat Persia, kata Bastian dalam keterangan resmi kepada ditphat.net, Jumat, 27 September 2024.

“Motif abstrak dan magis bukan sekedar bentuk warna-warni yang mengisi ruang kosong, namun setiap garis dan warna pada setiap bulatannya merupakan simbol makna konsep Timur,” lanjutnya.

Ia mengatakan karpet Persia buatan tangan tertua tahap kedua ditemukan pada tahun 1949 oleh arkeolog Rusia Rudenko di distrik Pazyryk di Siberia dan diberi nama karpet Pazyryk.

Dalam bukunya yang diterbitkan di Rusia pada tahun 1953, Rudenko menulis deskripsi tentang karpet. Ia dengan jelas menyatakan bahwa ini adalah karya penenun Persia dan merupakan karpet tertua di dunia.

Karpetnya unik bentuk pengendaranya. Penggambaran kuda perang dengan karpet terbentang di punggungnya dan kain di dada kudanya menggambarkan bangsa Asyur/Asyur, suku yang berasal dari Timur Tengah di wilayah Mesopotamia.

Bastian juga mengatakan bahwa karpet Persia mencapai puncak kejayaannya pada masa Kesultanan Safawi. Selama periode ini, pusat pembuatan karpet didirikan di berbagai kota Persia, tempat terciptanya karya-karya unik.

Karpet Persia hadir dalam berbagai jenis dan ukuran yang masing-masing memiliki fungsinya masing-masing. Ada sajadah hias berukuran besar, sajadah koleksi kecil, dan sajadah.

Menurutnya, proses pembuatan karpet Persia yang berumput dan panjang serta membutuhkan tangan-tangan terampil. Bahan alami seperti bulu unta, bulu domba atau kambing digunakan untuk membuat karpet. Proses berkreasi seringkali diiringi dengan doa sehingga diyakini mempunyai energi positif.

Selain sebagai karya seni dan simbol budaya, karpet Persia juga dinilai bisa menjadi investasi yang menjanjikan. Nilai sebuah permadani dapat meningkat seiring berjalannya waktu, terutama jika memiliki desain yang unik dan bahan berkualitas tinggi.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *