Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot

Jakarta, ditphat.net – Lebih dari 1.500 mahasiswa dan akademisi dari lebih dari 50 universitas berpartisipasi dalam proyek untuk membawa masa depan akuntansi ke universitas.

Proyek NEAR dilakukan untuk menjadikan akuntansi sebagai profesi pilihan di Indonesia, di Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Yogyakarta dan Semarang.

“Kekhawatiran mengenai digitalisasi dan tren teknologi baru, yang dipandang menggantikan peran akuntansi tradisional, telah menyebabkan penurunan pendaftaran mahasiswa dalam program gelar akuntansi di seluruh dunia,” kata Priya Thirumalai FCPA, kepala CPA Australia di Asia Tenggara. Pernyataannya dikutip pada Minggu 22 Desember 2024. 

“Untuk mengatasi kesalahpahaman ini di Indonesia, CPA Australia meluncurkan proyek BRIGHT untuk menghubungkan mitra industri dengan akademisi dan mahasiswa untuk belajar tentang nilai CPU bagi organisasi. “Saat ini adalah waktu yang lebih baik untuk menjadi seorang akuntan atau memiliki keterampilan akuntansi dan keuangan. “lanjutnya..

Menurut Frey, di tengah berbagai tantangan besar, mulai dari ketidakpastian geopolitik dan ekonomi hingga kohesi sosial dan perubahan iklim, orang-orang dengan keterampilan akuntansi menawarkan kejelasan yang sangat dibutuhkan di dunia yang penuh dengan kebingungan.

Proyek ini melibatkan 25 mitra industri dari kantor akuntan terkemuka, korporasi, dan lembaga pemerintah. Acara ini mencakup sesi panel ahli dan kompetisi dengan lebih dari 70 elevator pitch yang dikirimkan oleh siswa.

BRIGHT menyajikan tren terkini untuk membantu siswa memahami peran akuntan di berbagai bidang, termasuk keuangan, sumber daya manusia, ESG, dan digitalisasi.

“Teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan, akan meningkatkan profesi akuntansi dan membantu profesional akuntansi mengurangi sebagian beban kerja mereka. Namun penting bagi akuntan untuk mempersiapkan dan beradaptasi dengan perubahan ini. Jika mereka melakukannya, nilainya bagi organisasi akan meningkat seiring dengan peningkatan strategi dan kepemimpinan yang mereka terapkan,” tambah Priya.

Universitas tuan rumah antara lain Universitas Pajajaran, Universitas Trisketi, Universitas Aerlangga, Universitas Baruya, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Gajah Mada.

Khorunnisa S.A., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadja Mada mengatakan, BRIGHT memperluas wawasan mahasiswa terhadap perkembangan akuntansi di era digital.

“Materi yang disampaikan para pembicara sangat menarik dan memberikan informasi berharga mengenai integrasi teknologi akuntansi, serta peran strategis akuntan secara global,” kata Horonisa.

“Hubungan kami dengan mitra industri, termasuk anggota CPA Australia, telah membuka peluang untuk program magang dan beasiswa.” Dengan keterlibatan dan dukungan tulus BRIGHT, mitra industri yang berpartisipasi telah menginspirasi dan mendorong mahasiswa untuk melihat nilai profesional dari gelar akuntansi,” lanjut Priya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *