ditphat.net – Tanaman merambat atau Saccharum officinarum sering digunakan untuk produksi gula.
Selain gula, batang pohon tebu juga memiliki manfaat luar biasa lainnya bagi kehidupan manusia karena mengandung sejumlah nutrisi dan senyawa bioaktif yang memberikan manfaat penting bagi kesehatan.
Mulai dari vitamin A, vitamin C, vitamin K, kalsium, magnesium, dan zat besi. Air juga mengandung senyawa gula yang berperan sebagai zat anti diabetes sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Pohon tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Inti dari kerjasama antara petani tebu dan pabrik tebu adalah proses yang saling menguntungkan, yaitu menguntungkan kedua belah pihak.
Petani didorong untuk meningkatkan kualitas budidaya tebu karena hal ini berkaitan langsung dengan apresiasi industri tebu dan berdampak pada kesejahteraan mereka.
Di sisi lain, industri gula mendapatkan keuntungan besar dari bahan baku berkualitas tinggi, yang tidak hanya mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi gula tetapi juga kinerja pabrik.
Indonesia, salah satu negara penghasil tebu, saat ini tengah mengukuhkan peta swasembada atau roadmap gula pada tahun 2030.
Baru-baru ini, dua holding PTPN III (Persero) Nusantara Perkebunan yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan PTPN I (SupportingCo) menggelar pertemuan awal kerja sama operasional tersebut.
Startup ini merupakan pertemuan awal untuk mengkoordinasikan visi proses bisnis yang akan dijalankan.
“Sesuai Perpres Nomor 40 Tahun 2023, penyatuan lahan pertanian dengan lahan non gula diharapkan dapat meningkatkan produksi tebu setiap tahunnya,” ujar General Manager Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.
Pasca pengambilalihan SGN, operasional pabrik gula (PG) pada awalnya dijalankan secara terpisah dari operasional perkebunan, dan operasional perkebunan dikelola oleh PTPN I atau dikenal dengan SupportingCo.
Wilayah penanaman tebu yang termasuk dalam wilayah administrasi PTPN I adalah Wilayah I (Eks-PTPN II), Wilayah 3 (Eks-PTPN IX), Wilayah 4 (Eks-PTPN X dan XI), Wilayah 5 (Eks-PTPN XII) dan Wilayah 7 (Ex-PTPN VII) dan Region 8 (Ex-PTPN XIV) dengan luas 59.301 hektar.
“Industri gula sangat bergantung pada pasokan bahan baku gula, sehingga kinerja kedua negara saling mempengaruhi. Dengan mengelola kebun SGN, kita dapat memperbaiki lahan untuk meningkatkan produksi dan menjamin pengendalian mandiri gula nasional. Roadmap yang tepat,” kata Dirjen SGN Mahmudi.