Cikarang, ditphat.net – Indonesia saat ini dalam listrik, ditandai dengan jumlah mobil berbasis teknologi listrik.
Untuk setiap mobil listrik, umumnya membutuhkan alat pemadam api ringan (APAR) jika kendaraan memiliki api.
Baru -baru ini, rumah baterai baru -baru ini terjadi, termasuk mobil listrik EQE dan KIA EV6 di Korea Selatan.
Pada akhir Juli tahun ini, Mercedes-Benz Eqe memicu sampai ia meledak di kereta bawah tanah di Incheon. Ini menyebabkan 140 mobil lain diparkir di lantai.
Selain itu, mobil listrik Kia EV6 terjadi di Chungcheong Selatan pada awal Agustus. Sementara itu, kendaraan dinyalakan ketika ditinggalkan, ketika ditenggelamkan di malam hari berdasarkan pernyataan pemilik.
Sehubungan dengan kasus -kasus ini, Rahmat Rezi, sebagai presiden Presiden PT Indolok Bakti, mengatakan bahwa sebuah mobil listrik memiliki kontak pendek yang menyebabkan kebakaran. Namun, itu tergantung pada model kendaraan.
“Berkenaan dengan lingkaran pendek kendaraan, ini adalah mobil listrik yang digunakan karena masing -masing pabrikan memiliki sistem baterai yang berbeda. Tergantung pada produsen,” kata ditphat.net di Cikarang, Jawa Barat.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan bahwa setiap pemilik mobil listrik membutuhkan apar khusus dan tidak dapat ceroboh untuk mengharapkan kebakaran pada baterai kendaraan listrik.
“Mobil listrik yang menggunakan baterai lithium-ion membutuhkan alat pemadam kebakaran khusus dan khusus,” katanya.
Menurutnya, kendaraan listrik harus 100 persen dari Fluora Apar dan bukan -berosis -Freight, jadi aman untuk digunakan pada berbagai jenis permukaan tanpa kerusakan.
Sementara itu, Pt Indolok Bakti Main baru saja memperkenalkan Apar, yang dapat digunakan secara khusus untuk mobil listrik, Lith-Pro.
Produk Apar seharusnya memiliki keunggulan yang tepat saat digunakan untuk mobil listrik.
Tidak hanya Lith-Pro, Indolok juga meluncurkan produk Apar terbaru lainnya, Grenoz, yang cocok untuk rumah sakit, laboratorium, dan kawasan industri.
Kemudian selang kebakaran cocok untuk perlindungan panel listrik.