ditphat.net – Pengacara Vina Cirebon Putri Maya Rumanti tak luput dari perhatian publik dan netizen di dunia maya. Hal ini tentu tak lepas dari perjuangannya mencari kebenaran atas meninggalnya Vina pada tahun 2016 lalu.
Seperti diketahui, saat ini kasus Vina mulai memasuki babak baru dan kembali menyedot perhatian publik. Usai menetapkan salah satu tersangka bernama Pegi Setiawan alias Perong dalam kasus pembunuhan Vina, Polda Jabar mengoreksi nama Daftar Pencarian Orang (DPO) yang awalnya diketahui berjumlah 3 orang menjadi satu. orangnya yaitu Pegi Setiawan. .
Terkait koreksi nama PDO, tim kuasa hukum keluarga Vina, Putri Maya Rumanti tiba-tiba merasa kecewa.
“Pernyataan kedua DPO itu dihapus, lalu siapa? Benarkah? Di BAP sudah jelas peran masing-masing dua orang itu, kenapa dicopot?” Pengacara Vina, Putri Maya Rumanti dikutip tvOneNews pada Selasa 28 Mei 2024.
Sebagai kuasa hukum atau pengacara keluarga Vina, Putri pun menanyakan pihak mana yang harus bertanggung jawab atas hilangnya nama DPO lainnya. Keterlibatan pengacara yang merupakan asisten Hotman Paris ini berhasil menarik perhatian banyak pihak karena dinilai tegas dan tuntas dalam misteri meninggalnya mendiang Vina Dewi Arsinta.
Aksi agresifnya membela keluarga mendiang Vina pun membuat sosoknya menjadi perhatian publik dan netizen di dunia maya. Alih-alih membayar mahal untuk membela Vina, tampaknya pengacara Vina mengaku ikhlas membantu korban pembunuhan di Cirebon.
Selain itu, rupanya ada sesuatu yang pahit yang dialami Putri di masa lalunya hingga membuatnya rela membantu keluarga Vina. Penasaran? Gulir ulasan lengkapnya di bawah ini.
Pengalaman serupa juga dialami pengacara Vina
Dikenal lewat pengakuannya kepada Dedi Mulyadi yang viral di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun TikTok @ghielyel, Putri Maya Rumanti membeberkan kisah sedih sekaligus tragis yang dijalani suaminya, Reki Nelson. Kasus yang menimpa suaminya serupa dengan yang dialami mendiang Vina.
Ia mengungkapkan, suaminya meninggal secara mengenaskan karena menjadi korban pembunuhan. Suaminya meninggal dan di sekujur tubuhnya banyak luka akibat terkena benda tajam dan tajam. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2018. Toko minuman keras milik suaminya di Perumahan Citra Garden, Bandar Lampung, Lampung diserang sejumlah orang yang hendak merampok.
Menurut cerita, saat itu suaminya sedang istirahat, namun ia langsung berlari ke tokonya bersama anaknya. Sementara Putri sedang menunggu suami dan anak-anaknya di rumah.
Saat suaminya tiba di tokonya, tampak beberapa rombongan anak muda sudah mengungsi. Ternyata satu dari sembilan tersangka masih hilang di dalam.
Seseorang ditangkap oleh suaminya, lalu putranya pergi memanggil petugas keamanan. Tak lama setelah putrinya kembali bersama petugas keamanan, Reki ditemukan tewas dan tergeletak dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya.
Reki diyakini meninggal karena kehabisan darah setelah dibunuh oleh si pembunuh. Hal tersebut disampaikan putrinya melalui saluran telepon orang lain dan mengabarkan bahwa suaminya telah meninggal.
Anakku berkata, “Bun, Bun, cepat kemari ke rumah sakit.” Ayah ditikam oleh seseorang. Papa dipukuli, dibunuh orang,” jelas Putri Maya Rumanti sambil menirukan perkataan putranya, dikutip dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Anakku berkata, “Bun, Bun, cepat kemari ke rumah sakit.” Ayah ditikam oleh seseorang. Papa dipukuli rakyat, dibunuh rakyat,” kata Putri Maya Rumanti menirukan ucapan putrinya.
Sebagai informasi, Putri mengungkapkan, rombongan pemuda yang tadi kabur kembali membawa orang-orang bodoh yang lebih dewasa seusianya. Sejak itu, penyelidikan telah dilakukan dan hanya tiga pelaku yang ditangkap dan kemudian dinyatakan bersalah. Ada 6-7 pelaku yang belum tertangkap.
Reaksi netizen
Pernyataan pengacara yang kebetulan punya sejarah pahit yang sama dengan mendiang Vina itu pun berhasil menarik perhatian netizen di media sosial.
“Untuk golongan pengacara saja, kasusnya belum terungkap secara keseluruhan, dan bagi masyarakat awam pun semoga dijauhkan dari kasus hukum,” tulis salah satu warganet.
“Yang meninggal memang anak-anak, Innalillahi wa innailaihi rooji’uun,” beber yang lain.
“Ribet sih, tapi hukum di Indonesia… pihak berwenang nggak mau? Jadi sudah dipasang bertahun-tahun,” seru yang lain.
“Pentingnya ilmu agama,” tulis yang lain.