
JAKARTA, ditphat.net – Masalah stagnasi dan anemia masih menjadi perhatian pemerintah di Indonesia. Data Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan angka menopause mencapai 21,6%, sedangkan Riskedas tahun 2018 menunjukkan satu dari tiga anak di Indonesia mengalami anemia.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penting untuk menghentikan siklus masalah gizi sejak dini. Namun tantangan yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman mengenai dampak stagnasi dan anemia serta dampak pemilihan pangan yang tepat. Pelajari lebih lanjut!
Survei Gizi Asia Tenggara II (SEANUTS) telah merilis temuan baru yang menunjukkan kondisi dan solusi untuk mengatasi masalah ini di negara tersebut. Penelitian ini dilakukan di 4 negara: Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa anak-anak Indonesia tidak memenuhi kebutuhan normal harian kalsium (78%) dan vitamin D (92%), sehingga membahayakan pertumbuhannya.
“SEANUTS sedang mempelajari kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, yang diperlukan untuk kesehatan dan tumbuh kembang yang baik,” kata ketua peneliti SEANUTS II Indonesia Prof. Dr. Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), pada jumpa pers bersama FrieslandCampina, Jakarta, 8 November 2024.
Melihat permasalahan terkait pemberian gizi seimbang pada anak Indonesia saat ini, hasil penelitian ini memberikan solusi dengan mengonsumsi susu untuk sarapan pagi, yang dapat membantu anak mengonsumsi zat gizi mikro penting. Susu yang digunakan untuk sarapan pagi memiliki kandungan vitamin D 4,4 kali lebih tinggi dan kalsium 2,6 kali lebih tinggi.
“Di Indonesia, hanya 32 persen anak usia 2 hingga 12 tahun yang mendapat sarapan cukup. Pola makan seimbang mengandung beragam makanan, dan menurut penelitian SEANUTS II, konsumsi susu saat sarapan ditemukan berhubungan secara signifikan dengan perbaikan. Secara umum, anak yang mengonsumsi susu untuk sarapan pagi memiliki kandungan zat gizi mikro terutama kalsium dan vitamin D yang lebih tinggi, jelasnya.
Penelitian tersebut mendefinisikan sarapan pagi adalah makan pertama setelah tidur malam, setelah bangun tidur, dan sebelum pukul 12.00 siang (termasuk semua makanan yang dikonsumsi kecuali susu, teh, dan kopi). Saat ini produk susu yang dianjurkan adalah susu sapi (cair dan bubuk), yogurt dan keju, dimakan sehari sekali.
“Saya yakin hasil penelitian ini menunjukkan peluang untuk meningkatkan status gizi anak Indonesia melalui susu,” kata Andrew F Saputro, Direktur Corporate Affairs, Frisian Flag Indonesia.