Strategi Toyota di Tengah Melemahnya Pasar Otomotif Indonesia

JAKARTA, ditphat.net – Penjualan mobil di dalam negeri diperkirakan menurun akibat kenaikan harga kendaraan roda empat dan melemahnya daya beli masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bob Azam, Wakil Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menjelaskan strategi yang dapat diterapkan untuk mendorong pertumbuhan penjualan mobil nasional; salah satunya adalah pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar campuran pada kendaraan.

Cara ini dapat diandalkan karena pengolahan bioetanol menggunakan bahan baku jagung, singkong, ubi jalar, sagu, tebu, gandum, dan millet.

“Kita punya banyak sumber energi yang bisa diubah menjadi bioetanol, biodiesel, dan hidrogen. Kita punya banyak biomassa yang bisa diubah menjadi hidrogen yang perlu dikembangkan ke depan,” ujarnya kepada ditphat.net di Krawang. beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, hal itu juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan merangsang daya beli kendaraan.

“Kita ingin siklus kendaraan positif. Ketika otomotif meningkat maka penggunaan bahan bakar seperti bioetanol meningkat sehingga pendapatan petani tebu, jagung dan lainnya meningkat. Kalau sawit dan tebu bisa, itu siklus positif. .” petani dan pihak lain bisa melakukan hal ini,” tegas Bob.

Sekadar informasi, Toyota sendiri sudah mulai banyak memproduksi kendaraan berbahan bakar etanol dan mengekspornya ke banyak negara, termasuk Fortuner E100 dan kendaraan berbahan bakar fleksibel hybrid Innova Xenix.

Sebagai informasi, negara lain seperti Brazil juga berhasil memproduksi bioetanol. Indonesia sendiri dengan sumber daya yang melimpah juga mempunyai potensi untuk dikembangkan.

“Pemerintahan baru harusnya bisa berharap, sektor energi bisa membawa harapan baru. Dalam kurun waktu 2002-2012 pertumbuhan ekonomi diatas 6%, pendapatan (income) tinggi, penggeraknya bisa ditingkatkan berkat sektor kelapa sawit. Pendapatan bioetanol per kapita bisa meningkat 2-3 kali lipat, pendapatan Brazil bisa meningkat dari 7 ribu 500 dolar menjadi 12 ribu dolar. Jika diulang, ada 5 juta petani.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *