ditphat.net – Sebanyak 51 siswa dari delapan sekolah negeri di Depok didiskualifikasi. Pasalnya, puluhan siswa tersebut diduga memalsukan nilainya agar bisa masuk gimnasium negeri. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mendeteksi tanda-tanda penipuan.
Saat pendaftaran, puluhan peserta disaring dengan harapan bisa bergabung di sasana negara. Mereka didaftarkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur Laporan Perkembangan. Setelah mendeteksi tanda-tanda penipuan, 51 siswa dikeluarkan.
Berdasarkan informasi yang diterima, delapan sekolah menerima 51 pelamar. Mereka berasal dari salah satu SMA di Kecamatan Pankaranmas, Depok, sekolah.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Pendidikan Kota Depo menyayangkan praktik penipuan tersebut. Departemen tersebut mengaku terkejut dengan temuan tersebut.
“Kami menyayangkan, yang jelas kami juga kaget. Ini menjadi pembelajaran bagi kita,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Sutarna Depok pada Rabu, 19 Juli 2024.
Ia memerintahkan seluruh tim untuk meningkatkan kehadirannya, terutama di tingkat SMA. Ia menegaskan penguatan upaya preventif tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.
“Kalau pendidikan dasar tidak sama, tapi kita tidak akan membiarkan terus seperti ini, siapa tahu, mungkin di SD pun dia ingin masuk SMA, kan? “Langkah-langkah yang harus kita lakukan dalam situasi seperti ini adalah pertama-tama pastikan anak-anak yang terkena dampak aman, jelaskan kepada orang tua, agar mereka berdua paham bahwa dalam situasi seperti ini penting bagi anak-anak mereka untuk tetap bersekolah. , dan hanya itu.” katanya.
Pihaknya akan bertindak sesuai peraturan yang berlaku. Departemen memanggil beberapa individu terkait.
“Kami menelepon, hanya itu yang saya katakan. “Karena kami masih belum tahu, bukan hanya dari dinas pendidikan, tapi yang pasti dari inspektur kepala seluruh bagian kementerian, kami sudah dalami sejauh mana, kenapa bisa terjadi, apa motifnya dan lain sebagainya. . “, katanya.
Pihak departemen juga akan meminta klarifikasi kepada SMP terkait. Jadi sudah jelas apa masalahnya. Oleh karena itu, pembekalan lanjutan di sekolah SMP Negeri 19 didukung oleh semua, tambahnya.
Soutarno mengaku belum mengetahui kapan praktik tersebut berlangsung. Namun, hasil laporan tersebut baru diketahui pada tahun ini. “Kita baru tahu tahun ini, baru kita lalui tahun ini,” akunya.
Baca artikel menarik lainnya dari ditphat.net Education di tautan ini.