ditphat.net – Sejumlah besar milisi Syiah yang terkait dengan Iran diduga memasuki Suriah. Kedatangan pasukan militer di Timur Tengah tak lain hanyalah membantu rezim Bashar al-Assad mempertahankan diri dari gelombang serangan pemberontak.
Menurut laporan yang dilansir ditphat.net Military dari Daily Mail, pasukan tentara bayaran Iran telah dikirim untuk menghadapi kelompok oposisi al-Assad, yaitu Tentara Nasional Suriah (FSA) dan milisi Hay’at Tahrir al-Sham.
Belum disebutkan secara rinci berapa banyak militan Iran yang didukungnya. Para prajurit ini sendiri dikatakan berjumlah ratusan.
Termasuk dari bagian mana asalnya juga tidak diungkapkan secara detail. Namun, salah satunya diyakini adalah Kataib Hizbullah, milisi bersenjata Syiah yang berbasis di Irak.
Seperti diketahui, pasukan pemberontak Suriah melancarkan serangan besar-besaran sejak 27 November 2024.
Tentara Nasional Suriah dan kelompok Hay’at Tahrir diklaim berhasil merebut beberapa wilayah Aleppo, Hama, dan Idlib.
ditphat.net memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa dua kelompok oposisi yang menentang rezim al-Assad bahkan mungkin akan menyita peralatan dan infrastruktur sipil. Bahkan, mereka berhasil merebut markas polisi dan intelijen Suriah.
Sadar posisinya terancam, al-Assad menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan FSA dan Hay’at Tahrir adalah tindakan terorisme. Ia pun menuding Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya berada di balik kejadian ini.
“Peningkatan terorisme menunjukkan tujuan jangka panjang untuk memecah belah kawasan dan negara di dalamnya. (Selain itu) menggambar ulang peta sesuai dengan tujuan Amerika Serikat dan Barat,” kata al-Assad.
Selain Iran, Rusia yang juga sekutu Suriah sudah membuktikan kekuatannya. Pesawat tempur Rusia menyerang kamp pemberontak di wilayah utara Idlib.