
TANKERANG, ditphat.net – Tanduk dellalet yang populer di pecinta bus sering menarik di jalan raya, tetapi di balik antusiasmenya, kejadian ini dapat menyebabkan berbagai kecelakaan.
Penggemar bus, terutama anak -anak memutuskan apa yang mereka laporkan, tetapi ada banyak kasus ketika mereka tidak terlihat dalam kondisi sekitarnya.
Kecelakaan terbaru adalah karena penemuan bus Delleet baru di Pandon, Barong Rigeni, Distrik Baros, Distrik Baros. Sekali lagi, seorang anak meninggal dan menyebabkannya mati.
Penggunaan bus Delolet Horon dikendalikan oleh ACT dan State Regulatory (PP) 2, yang dikendalikan oleh jumlah 55 dari 55, yang dijelaskan bahwa suara tanduk kendaraan harus dibuat dan konsentrasi pengemudi harus digunakan tanpa mengganggu konsentrasi pengemudi.
Juga, penggunaan tanduk delleet ini dapat menyebabkan sistem kerusakan. Hal ini disebabkan oleh pasokan udara yang dibutuhkan untuk mengurangi pengereman, yang gagal rem.
Menanggapi penggunaan tanduk delolat, manajer pelatihan CSP, kendaraan komersial dimmer, Indonesia (DCVI), respons Deel Deel terhadap penggunaan tanduk delolat sebenarnya diizinkan untuk memahami penggunaan delotet di dalam bus.
Dia berkata, “Dalam hal teknologi, penggunaan dellet sebenarnya diizinkan untuk mengikuti standar dan memasang tangki sendiri dan menggunakan tangki rem untuk trek dellet horn,” katanya.
Menurut mereka, penting untuk menggunakan tanduk Deollet tanpa menggabungkan tangki sistem rem.
“Karena jika tangki bocor, itu tidak mempengaruhi istirahat. Ada sistem katup pengaman, katup pengaman 4 arah. Demikianlah mencegah kebocoran dari satu saluran, saluran lainnya,” pungkasnya.