
Jakarta, ditphat.net – Setelah Ray Petapia, 1 April 2025, ada banyak cerita tentang almarhum, dan publik jarang terdeteksi. Salah satunya berkaitan dengan kegiatan upacara penggusuran yang sesuai untuk kesetaraan kesetaraan. Itulah sebabnya dua anak dengan Ray Ray dari Dewi Lowull, akhir G1A dan Suryaapy, yang diilustrasikan.
Baca Juga : Dickynero Rilis Lagu ‘Hanya Untukmu’, Sukses Bikin Galau Penikmat Musik
“Sang ayah sering berbicara tentang tuli dunia,” kata Suria Hacta kepada para pekerja media ketika TPU Tanah Kesir bertemu dengan pemakaman setelah pemakaman pada hari Jumat, 2025, 2025.
Jangan berhenti di sini, Surya juga menemukan bahwa ayahnya adalah bagian dari guru -guru teater tuli khusus yang didirikannya. Surya bahkan mengatakan ketika ayahnya sakit pada tahun 2018, folder mewah itu antusias untuk mengajar di sana.
“Anda juga dapat menemukan bahwa ayah teater juga merupakan simbol untuk mengajar anak -anak.
Jangan berhenti di sini, Sahya Sahetapy Sahetapy, ayahnya juga merupakan mimpi yang hebat untuk memahami seni. Sang ayah memperjelas bahwa sang ayah tahu bahwa dia bermimpi menunggu bioskop atau teater khusus bagi orang -orang untuk mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang bisa ditonton oleh orang lain.
“Alhamdulillah, ayahku bermimpi untuk menunggu bioskop atau rebusan spesialis pendengaran, tetapi mendengarkan normal. Lalu rencananya seperti itu,” katanya.
Sementara itu, untuk melanjutkan mimpinya tentang tuli ayahnya, Surya Seyetapy ingin melanjutkan program pendidikannya, juga disebut S3. Tujuan dari Indonesia ini adalah model yang sepadan dengan teman -teman tunarungu bahkan bekerja pada pembatasan.
Baca Juga : Beda Jawaban Baim-Paula Ditanya Kenapa Tak Ikut Umrah: Satu Ngaku Gak Tau, Lainnya Bilang Jaga Anak
“Saya benar -benar berencana untuk melanjutkan S3, saya ingin menunjukkan bahwa telinga dapat bekerja di dunia akademik.
Sryna juga mengatakan dia ingin bekerja dengan beberapa populasi abadi di Indonesia di Amerika Serikat untuk membuka kelas atau simbol tunarungu.
“Sebenarnya, bukan hanya (mata Indonesia yang tinggal di Amerika), tetapi ada juga batu universitas di Amerika atau kelas teater,”