Jakara, ditphat.net – Masalah proses rumah Sherienz dan Baskara Maholra Mahanda, rumahnya masih menjadi misteri hingga saat ini. Kecurigaan ada masalah dalam pernikahan mereka bermula saat Sherina menghapus foto pernikahan di akun Instagram miliknya.
Kini bahkan tersebar luas laporan bahwa pasangan tersebut melangsungkan pernikahan lavender, yaitu pernikahan lavender. Meski belum terbukti kebenarannya, namun topik ini ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadi trending topik. Jadi apa itu pernikahan lavender? Scroll untuk menemukan jawabannya, yuk!
Menurut situs matrimonial, pernikahan lavender merupakan ikatan pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang tidak didasari oleh cinta. Pasalnya, keduanya memiliki orientasi seksual yang berbeda, ada yang gay atau lesbian, atau bahkan biseksual.
Pernikahan lavender kerap digelar untuk menyembunyikan orientasi seksual sebenarnya masing-masing pasangan. Keduanya sepakat untuk mengadakan pernikahan lavender karena kebutuhan.
Pernikahan lavender dianggap dilakukan oleh banyak tokoh masyarakat untuk melindungi karier mereka dan mematuhi norma-norma masyarakat. Secara historis, pernikahan lavender dikatakan sebagai upaya menutup-nutupi orang-orang yang ingin menyembunyikan orientasi seksual mereka yang sebenarnya karena tekanan masyarakat.
Istilah lavender sendiri mencerminkan campuran warna yang secara tradisional dikaitkan dengan gender.
Pasangan yang mengalami pernikahan lavender juga harus berjuang dengan dikotomi antara kepribadian publik dan identitas aslinya. Situasi ini dapat menyebabkan tekanan emosional yang serius, yang dapat berujung pada kecemasan, depresi, dan bahkan krisis identitas.
Masalah lain dalam pernikahan lavender adalah anak yang lahir di luar nikah. Anak-anak yang tumbuh dalam bayang-bayang pernikahan lavender akan menghadapi tantangan, mulai dari memahami dinamika keluarga hingga persepsi luar dan potensi stigma.
Lingkungan seperti itu dapat menimbulkan kebingungan, tekanan emosional, dan pertanyaan tentang identitas dan hubungan dalam keluarga. Karena rendahnya penerimaan terhadap LGBTQ+ di masyarakat, pernikahan lavender diperkirakan akan terus ada karena berbagai alasan pribadi dan sosial, menyoroti interaksi yang kompleks antara identitas pribadi dan persepsi publik.