Sambut Hari Media Sosial, Hati-hati Konten Manipulasi

ditphat.net Tekno – Dalam rangka memperingati Hari Media Sosial Sedunia yang jatuh pada tanggal 30 Juni, sangatlah penting untuk mengatasi permasalahan ancaman siber yang semakin meningkat seiring dengan semakin bergantungnya platform media sosial.

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memungkinkan terciptanya konten palsu dan konten buatan AI yang meyakinkan, sehingga semakin mengaburkan batas antara fakta dan fiksi.

Selain itu, penggunaan AI di media sosial menimbulkan kekhawatiran tentang bias algoritma dan menciptakan ruang gema (echo chamber) yang membantu memfasilitasi penyebaran informasi yang salah.

Deepfake adalah jenis teknologi AI yang memungkinkan pengguna membuat video atau audio palsu yang terlihat dan terdengar seperti orang yang mereka tiru.

Ancaman seperti deep phishing semakin meningkat seiring dengan teknologi seperti GPT-3 yang mampu membuat teks dan video yang sangat mirip dengan gaya bahasa dan perilaku orang yang ditiru.

Jika digunakan secara tidak bertanggung jawab, fitur mendalam ini dapat disalahgunakan untuk memanipulasi informasi dan mengelabui orang lain agar memberikan informasi sensitif, meniru identitas orang lain, dan meminta uang untuk tujuan fiktif.

Dalam konteks ancaman dunia maya yang terus berkembang di jejaring sosial, Wakil Presiden Pemasaran, Asia Pasifik dan Jepang, Palo Alto Networks Lisa Sim mengakui bahwa media sosial kini menyentuh hampir setiap aspek kehidupan. Hal yang sama juga terjadi pada ancaman dunia maya.

Menurutnya, meskipun media sosial telah lama menjadi alat bagi penjahat dunia maya, semakin meluasnya kehadiran kecerdasan buatan semakin memperburuk ancaman ini, karena semakin banyak konten palsu dan buatan AI semakin mengaburkan batas antara kenyataan dan fiksi.

Lanjutnya, kombinasi media sosial dan konten yang dihasilkan AI memberikan penjahat dunia maya alat rekayasa sosial yang kuat untuk memanipulasi orang biasa agar mengambil tindakan berisiko, seperti mengklik tautan jahat.

“Untuk melihat bagaimana kecerdasan buatan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kita hanya perlu melihat peristiwa yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Pada pemilu presiden lalu misalnya,” ujarnya.

Lisa melihat banyak konten palsu yang beredar di media sosial, seperti video yang menampilkan karakter mirip mantan presiden dan tokoh nasional lainnya.

Hal ini dapat mempengaruhi perbincangan politik dan berpotensi mempengaruhi opini publik, yang semakin menyoroti potensi AI untuk menghasilkan konten yang persuasif namun palsu, serta kekuatan media sosial untuk memperluas jangkauan penjahat dunia maya.

“Lindungi diri Anda. Kita harus berhati-hati dalam memilah konten yang kita gunakan, memverifikasi sumber dan memperhatikan segala kejanggalan dalam video atau foto. Disarankan agar kita secara teratur memeriksa dan memperbarui pengaturan privasi akun kita untuk mengontrol siapa yang dapat melihat unggahan dan informasi pribadi .kata Lisa.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *