
Jakarta, ditphat.net – Die Pesantren dan Universitas Darunnaji mengorganisir kunjungan historis Rektor Universitas Al Azhar di Mesir, Prof. Salamah Daud dalam seminari internasional dengan topik “Peran Wasiathiyyah dalam institusi perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian dan perdamaian global dan dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian dan perdamaian global dan dan perdamaian global dan perdamaian global dan dan perdamaian global dan perdamaian dan perdamaian global dan dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian global dan perdamaian global dan global dan global dengan topik” Lembaga Islamofobia “Jumat 21 Desember 2025,
Ribuan siswa dan Kyai dari berbagai garis berat di seluruh Indonesia adalah simbol untuk memperkuat hubungan antara pendidikan Islam Indonesia.
Kunjungan ini adalah bab baru dari kolaborasi pendidikan Islam yang telah didirikan selama beberapa dekade. Momen ini mencerminkan peran lembaga -lembaga pendidikan Islam, khususnya boarding Islam Darunnaji, untuk membangun harmoni global dengan pendekatan moderat (Wesathiyyah) di tengah tantangan global.
K.H. Sofwan Manaf, M.Sc., Kepala Pembangunan Islam Darunnaja, mengatakan bahwa Sekolah Tinggi Islam Darunnaji mengembangkan Pesantrene, yang sekarang memiliki 22 cabang di berbagai wilayah Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa banyak mantan mahasiswa dari Darunnaja, yang telah menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar Ay-Syarif, Kairo, kembali ke rumah dengan semangat tinggi dari D’Wah.
“Dia menjadi jembatan yang menghubungkan kebijaksanaan al-Azhar dengan realitas masyarakat Indonesia,” kata Dr. K.H. Sofwan Manaf.
Prof. Dr. Salamah Daud dalam pidatonya mengingat bahwa kunjungan ini melanjutkan tradisi persahabatan antara al-Azhar dan Darunnaji. Dia menyebutkan kunjungan sebelumnya ke angka-angka penting al-Azhar, termasuk Grand Sheikh Dr. Sayyid Thontowi dan Grand Sheikh Dr. Ahmad at-Toyyib, yang hadir, memberikan pesan-pesan berharga dan ingat bahwa kedua lembaga itu berlanjut.
“Siswa Darunnijah memiliki kedekatan yang kuat di hati Azhariyyun (siswa Alla Azhar),” kata rektor al-Azhar.
Pernyataan ini mencerminkan selama bertahun -tahun ikatan emosional dan intelektual yang telah dibangun antara dua lembaga pendidikan Islam utama ini.
Tawaran beasiswa untuk Santri Darunnaji menunjukkan kewajiban untuk memperkuat kerja sama untuk melanjutkan pelatihannya di Al-Azhar, Kairo. “Kami sangat yakin menunggu kedatangan siswa yang akan belajar di Mesir,” kata Prof. Dr. Salamah Daud.
Seminar internasional ini adalah dinamika penting dalam upaya untuk menyebarkan nilai -nilai Islam moderat di tengah -tengah pertumbuhan Islamofobia global. Pendekatan Wasathiyyah, yang merupakan topik utama seminari, menawarkan jalan tengah yang mengisi kesenjangan dalam pemahaman Islam secara internasional.
Kunjungan ini harus membuka lebih banyak kemungkinan antara lembaga pendidikan Islam Indonesia dan jaringan global. Sekolah Tinggi Islam Darunnaja dengan filosofi pendidikannya, yang menggabungkan kebijaksanaan dan modernitas tradisional, menjadi model yang ideal untuk tantangan pendidikan Islam kontemporer.
Kami melestarikan semangat Wesathiyyah dengan terus mendukung lembaga -lembaga pendidikan Islam yang mempromosikan nilai -nilai moderat. Kerjasama internasional seperti ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih ringan dan lebih damai.