Psikolog: Lebih Susah Tangani Anak Fatherless Dibanding yang Ayahnya Meninggal

Jakarta, ditphat.net – Peran ayah dalam mengasuh anak sama pentingnya dengan peran ibu. Sayangnya, belakangan ini terlihat banyak anak yang kehilangan peran sebagai ayah dalam masa perkembangannya atau disebut sebagai fatherless.

Psikolog Dr. Yuli Suliswidiawati mengatakan hal ini dapat berdampak signifikan terhadap kondisi mental anak. Ia bahkan mengatakan, menghadapi anak yang kehilangan ayah jauh lebih sulit. Untuk informasi lengkapnya, yuk!

“Sulit sekali. Saya punya klien yang sudah dewasa dan kuliah di universitas yang bagus. Sebagai seorang profesional, saya merasa lebih mudah menangani anak-anak yang ayahnya sudah meninggal, tidak ada, atau orang tuanya bercerai. Tapi ada angkanya bukannya kakek, paman, paman. Karena wujud bapaknya tidak ada, makanya wujudnya diubah, katanya dalam video di Instagram @nyinyir_update_official yang diposting pada Kamis, 16 Januari 2025, katanya. 

Juli menegaskan, meski ayah sendiri punya peran dalam membentuk karakter anak di rumah. Jika seorang ayah tidak memenuhi perannya, maka jangan heran jika hal ini berdampak pada kehidupan mental anaknya.

“Yang paling sulit adalah ada sosok, di rumah ada laki-laki yang dipanggil bapak, tapi dia tidak punya peran dan tanggung jawab. Misalnya, dia tidak mengantar anaknya ke masjid, atau putrinya tidak mengajari putrinya untuk membantu ibunya dan menyuruhnya ‘mengobati ibunya’. “Ada juga orang tua yang menikmati hobinya, misalnya,” ujarnya.

Terkait ketidakhadiran sang ayah, Yuli pun membeberkan kasus kliennya yang merupakan seorang mahasiswa. Ia mengatakan, ayah kliennya adalah sosok yang disegani masyarakat. Namun di satu sisi, di masa kecilnya, dia tidak pernah melihat dirinya sebagai seorang ayah seumur hidupnya.

“Kemarin klien saya, anaknya mengatakan bahwa ayahnya adalah orang yang luar biasa di masyarakat karena beliau adalah orang yang sering memberikan motivasi. Tapi anaknya bilang kepada saya, tapi sebagai seorang anak kamu tidak pernah belajar, kamu harus melakukannya. kamu melakukan ini, hanya tanpa dimengerti, tanpa menjadi contoh.”

Berdasarkan pengalaman klien dan anak-anaknya di sana, Yuli mengingatkan agar ayah terlibat dalam tumbuh kembang setiap anak. Ia bahkan memberikan peringatan keras jika lebih banyak ibu yang digantikan oleh ayah.

“Padahal yang disebut anak yatim adalah hilangnya tugas ayah di rumah. Kalau angkanya hilang, jelas, tapi ini (ketidakberdayaan) mempunyai dampak yang jauh lebih menyakitkan bagi anak. Selain itu, ia mendapati bahwa ibunya sangat banyak menggantikan peran ayahnya. “Ini serius,” katanya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *