Jakarta, ditphat.net – Utusan Presiden Gus Miftah Maulana Habiburrahman kembali menjadi sorotan publik setelah video dirinya melontarkan dan melontarkan kata-kata kasar kepada penjual es teh viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan Gus Miftah berkhotbah di depan jamaah sambil menunjuk penjual es teh yang menjual produknya. Gus Miftah bertanya kepada saudagar itu dengan lantang.
“Es tehmu enak (bahkan lebih enak) atau tidak? Ya, mereka menjualnya bodoh,” ujarnya.
Pernyataan tidak pantas Gus Miftah mendapat kecaman dari berbagai pihak. Warganet mengkritik tindakan Gus Miftah yang dianggap telah mempermalukan pedagang kecil tersebut di depan umum.
Mata penjualnya menunjukkan rasa putus asa, haru, dan malu. Penjual es teh yang disela Gus Miftah ini tidak membeli es di media sosial.
Banyak pihak yang menilai tindakan Gus Miftah tidak mencerminkan sikap sosok yang seharusnya memberi contoh yang baik.
Penggunaan kata-kata yang merugikan dan merendahkan harkat dan martabat orang lain, terutama di muka umum, dinilai tidak dapat diterima.
Lantas apa yang dikritisi Gus Miftah oleh para pekerja web?
Gus Miftah atau bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman merupakan seorang khatib asal Lampung yang terkenal dengan gaya dakwahnya yang berbeda dengan masa kini.
Ia lahir pada tanggal 5 Agustus 1981 dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Meski Gus Miftah berasal dari keluarga pesantren, ia memilih cara berdakwah yang berbeda dari kebanyakan orang.
Gus Miftah dikenal sering berpidato di tempat-tempat yang tidak biasa seperti klub malam atau tempat hiburan lainnya.
Ada alasan penting mengenai hal ini. Menurutnya, sebagian besar masyarakat di tempat seperti itu kurang mendengarkan kata-kata keagamaan.
Gus Miftah menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Ini menggabungkan latar belakang akademis yang kuat dan ajaran agama dengan pendekatan modern.
Selain itu, ia merupakan cucu dari Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Meski Gus Miftah memiliki darah pesantren, namun ia lebih memilih berdakwah dengan cara yang lebih santai dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Ceramah Gus Miftah seringkali ditulis dengan humor dan menggunakan bahasa sehari-hari.
Gus Miftah adalah Kepala Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Pondok pesantren ini tidak hanya menjadi tempat pemberian pendidikan agama, namun juga menjadi tempat berlangsungnya kegiatan sosial.
Banyak orang dari berbagai daerah bahkan luar negeri datang untuk membaca atau sekedar mendengarkan ceramahnya.