
Indramayu, ditphat.net – Nama Dai Bakhtiar disebut Nina Agustina karena marah kepada warganya karena merasa rombongannya dibajak oleh pendukung paslon lain.
Pewaris Indramayo sekaligus calon bupati (kabop) Indramayo nomor urut 3, Nina Agustina jadi sorotan setelah video kemarahannya viral di media sosial.
Nina Agustina mengaku kendaraan rombongannya yang dijaga ketat polisi dihadang beberapa pendukung calon nomor urut 2, Lucky Hakim.
“Kenapa kamu menghentikanku seperti itu? Apa yang kamu maksud dengan dua atau dua seperti itu, apa yang kamu lakukan? Aku pelari yang baik, mereka nomor 2 (nomor urut Lucky Hakim),” kata Nina Agustina dalam sebuah Video tersebut diunggah ulang oleh akun Instagram @luckyhakimofficial.
“Ini orangnya Lucky Hakim ya? Orang Lucky Hakim yang menghentikan saya,” tambah Nina.
Nina Agustina bahkan mengancam warga yang menghadang kelompoknya.
“Saya minta ditangkap malam ini, saya tunggu semuanya. Silakan duduk di atas semua yang mencegat saya, saya minta lapor semua, saya minta kartu identitasnya dibawa ke polisi sektor,” ancam Nina Agustina Hashidim. .
Saat adu mulut dengan warganya, Nina Agustina pun menyebut nama Dai Bakhtiar dan mengaku sebagai anak Dai Bakhtiar.
“Di mana KTP kamu? Saya anak Dai Bakhtiar, kenapa kamu menghentikan saya seperti ini? Apa yang kamu lakukan seperti ini (nomor urut Mazal Hakim)?” Ucap Nina Agustina lantang.
Lantas siapakah Dai Bakhtiyar yang merupakan ayah dari pewaris takhta Indramayo Nina Agustina Profil Jenderal Polisi Dai Bakhtiyar?
Dai Bakhtiar merupakan mantan Perwira Tinggi Polisi (Pati) berpangkat Mayor Polisi bintang 4. Purnawirawan Jenderal Polisi Da’i Bachtiar lahir di Indramayu pada tanggal 25 Januari 1950.
Dai Bakhtiar pernah menjabat sebagai orang nomor satu di Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pulari). Ia menjabat sebagai Kapolri pada tahun 2001-2005.
Di luar Polri, ayah Nina Agustina juga dipercaya menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia pada 8 April 2008 hingga September 2012.
Jenderal polisi bintang 4 ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1972.
Jenderal Polisi Da’i Bachtiar berjasa membentuk Satuan Khusus Teroris 88 Polri atau lebih dikenal Densus 88 Anti Teror Polisi.
Terbentuknya polisi antiteroris Dansus 99 di bawah pimpinan Dai Bakhtiar tak lepas dari banyaknya aksi bom teroris, termasuk serangan Natal tahun 2000 saat itu.
Semasa menjabat Kapolri, Dai Bakhtiar juga pernah menangani kasus bom Bali tahun 2002, di mana Amrozi menjadi tersangka Jenderal Polisi Dai Bakhtiar Irjen Dinas Resor Grobogan Dak IX Jawa Tengah: Kapolda 1973. Resor Sabhara/Lantas Grobogan: 1974 Kepala Seksi Operasional Resor, Grobogan: 1974 90 . Kapolres Klaten, Polda Jateng: 1920 1992-1993 Kapoltabes Ujungpandang, Polda Sulselra: 1992-1993 Kaditserse Polda Nusra: 1995-1996 Wakapolda Sultra: 199 Polri 179: 1998 Dankorserse Polri 1998-2000 Kapolda Jatim : 2000 Akpol Gubernur : 2000-2001 Kalakhar BKNN : 2001 Kapolri : 2001-2005 Penghargaan Kapolri Da’i Bachtiar Jabatan Utama 0 Bintang Kantor 0 Bintang 200 Bintang 0 Australia (departemen sipil) (A.O.) Australia: 2003 Bintang Yudha Dharma Nararya Satyalancana Jana Utama Satyalancana Pancawarsa