Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Jakarta – AD Scientific Index menerbitkan daftar ilmuwan terkemuka dunia di situs webnya dan diperbarui setiap tahun. Tahun ini, lebih dari 1,5 juta ilmuwan di 23.222 institusi di 222 negara dinilai oleh Indeks Ilmiah AD.

Farmakolog klinis dan molekuler Dexa Group dan Unika Atma Jaya yang juga merupakan pionir pengembangan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), Prof. Raymond Tjdrawinata menduduki peringkat ketiga dalam pemeringkatan ilmuwan farmasi di Indonesia.

Analisisnya didasarkan pada kerangka kebijakan dan penilaian kinerja ilmiah serta nilai tambah setiap hasil ilmiah berdasarkan Indeks Ilmiah AD.

Prof. Raymond mendapat peringkat 3 bidang kedokteran dan peringkat 18 bidang kedokteran dan kesehatan se-Indonesia. Artinya, karya ilmiah Prof. Raymond sering dijadikan referensi oleh para peneliti di bidang kedokteran, kedokteran, dan kesehatan di Indonesia.

“Saya bersyukur kepada Tuhan dan dukungan teman-teman dan rekan-rekan karena tahun ini saya menduduki peringkat ketiga ilmuwan terbaik se-Indonesia pada kategori Farmasi dan Ilmu Farmasi dan mendapat top 3% se-Indonesia pada kategori Ilmu Kedokteran dan Kesehatan serta Publikasi,” ujar Prof Raymond yang juga menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengembangan Komersial Dexa Group, diambil dari sambutannya, Selasa 23 April 2024.

Artikel Prof Raymond paling banyak dikutip oleh akademisi Indeks Ilmiah AD yang bertajuk “Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya terhadap Sektor Kesehatan dan Bioteknologi” yang diterbitkan pada Februari 2016. Hingga saat ini beliau telah bekerja di bidang ilmiah lapangan, menulis. majalah dan opini yang dimuat di berbagai media nasional.

Prof. Raymond juga melakukan penelitian ekstensif dan uji klinis obat-obatan di seluruh dunia dan di seluruh dunia. Produk penelitian Prof Raymond tidak hanya dijual di Indonesia, tapi juga ke luar negeri. Selain mendirikan OMAI dan Dexa Laboratories for Biomolecular Sciences (DLBS) sejak tahun 2005, Prof. Raymond Tjdrawinata juga banyak melakukan penelitian di bidang kedokteran kimia. Penelitian ini telah diakui dan mendapat 64 paten di Indonesia dan luar negeri.

Guru besar sekaligus peneliti Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia ini telah merambah dunia ilmu pengetahuan jauh dari negeri Paman Sam. Prof mengatur ulang Raymond sudah memasuki luar angkasa melalui Badan Angkatan Udara dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).

Pada tahun 1991, seorang astronot bernama Dr. Millie Hughes-Fulford dari NASA mengundang Prof. Raymond untuk terlibat dalam proyek penelitian Spacelab Life Sciences (SLS 1). Proyek ini dilakukan oleh pesawat luar angkasa di luar angkasa untuk mencari osteoporosis pada astronot dalam gravitasi nol.

Prof. Raymond kemudian mulai meneliti obat-obatan dari bahan organik sambil belajar hingga tingkat Post Doctoral Fellow di Universitas California, San Francisco. Boleh dikatakan beliau merupakan salah satu putra Indonesia yang mulai mempelajari rekayasa genetika pada tahun 1980an, karena pada saat itu ilmu rekayasa di Amerika baru saja dimulai, dan di Indonesia belum tereksplorasi secara maksimal.

Akhirnya pada awal tahun 2000-an Prof. Raymond dipanggil kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan farmasi besar, PT Dexa Medica. Saat itu, pendiri PT Dexa Medica Rudy Soetikno mempunyai visi untuk memproduksi obat-obatan dari sumber daya Indonesia. Kemudian pada tahun 2005 Prof. Raymond dan para ilmuwan di DLBS mengembangkan OMAI menjadi seperti sekarang ini. OMAI merupakan produk farmasi kebanggaan Indonesia karena memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 80% dan telah dijual di 10 negara di 3 benua.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *