Prof Marsudi Dilantik Jadi Rektor Universitas Pancasila Periode 2024-2028

ditphat.net – Komite Eksekutif Lembaga Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melantik Prof. Marsudi Vahyu Kisworo sebagai Rektor Universitas Pancasila (UP) periode 2024-2028. Prof Marsudi menggantikan Edie Toet Hendratno. Marsudi menjalani proses seleksi yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Universitas Panchasila (YPPUP).

Prof. Marsudi memuji sekaligus mengecam keputusan tersebut. Dia bertekad untuk menjadikan UP universitas yang hebat.

“UPnya sudah bagus, jadi harusnya bagus juga,” ujarnya usai peluncuran, Kamis (2/5/2024). Salah satunya adalah menjadikan universitas ini menjadi institusi internasional. “

Mereka mengatakan bahwa UP seharusnya menyandang gelar Shrestha selain status tinggi yang dimilikinya sekarang. UP harus menjadi universitas pilihan bagi mahasiswa.

“Mahasiswa yang belajar di UP tidak menjadikan UP sebagai pilihan utama. “Biasanya setelah gagal masuk PTN, mereka memilih UP sebagai tempat belajar,” ujarnya.

Marsudi yakin UP akan menjadi universitas global dengan berbagai program yang akan dikembangkan nantinya. UPU akan menjadi universitas yang akan membawa nilai-nilai Panchasila ke luar negeri.

“Nantinya mahasiswa dari luar negeri akan belajar bersama kami di lembaga ini,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Pengamanan YPPUP Siswono Yudo Husodo mengatakan, ada proses serius dan panjang yang dilakukan sebelum dan sesudah pengangkatan ketua pelaksana. 16 kandidat dapat mendaftar.

“Hal ini menunjukkan kemauan dan semangat untuk mengantarkan UP menjadi universitas yang baik dan progresif,” ungkapnya.

Ke-16 calon yang akan menjadi direktur tersebut telah melalui proses seleksi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Calon dapat mengisi persyaratan surat wasiat, kesehatan dan formulir lamaran untuk program kerja 4 tahun ke depan. Kemudian langkah selanjutnya adalah memilih 3 dari 7 calon potensial di tingkat Senat dan pemilihan akhir di tingkat YPPUP.

Dikatakannya, “Dari hasil pendaftaran online, terdapat 16 calon yang sebagian besar berpendidikan. Kriteria seleksinya adalah melihat catatan administrasi dan integritas yang diatas 35%, disusul mendengarkan administrasi universitas 10%, kemudian komitmen terhadap visi dan tujuan UP 25% dan terakhir mencari kemampuan mengembangkan UP. Dia mengatakan 30% kemungkinan adalah universitas internasional.

Siswono meyakini Prof. Marsudi dapat mendorong UP untuk bersaing secara internasional. Selain itu dapat memperluas jaringan kerja sama UP dengan dunia luar.

“Kunjungan Perdana Menteri yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional ini merupakan tanda bahwa UP terus memajukan pendidikan Indonesia,” tutupnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *