
Jakarta, ditphat.net -Indonesia National Police (Polri) menekankan bahwa mereka bukan institusi anti -antolis. Ini ditunjukkan setelah band punk oleh Purbalingga, Sukatani, alasan untuk menginformasikan lirik tentang lagu mereka berjudul Pay.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karopenmas) menjelaskan Departemen Hubungan Masyarakat Polisi, Brigade Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, bahwa Polisi Nasional berkomitmen untuk menjadi lembaga baru yang terbuka untuk masuk dan kritik dari publik.
Menurutnya, Kepala Polisi Pol Listyo Sigit Prabowo secara teratur menekankan pentingnya membuka untuk semua tahap polisi.
“Polisi nasional masih merupakan organisasi baru, yaitu anti -kritik dari Polisi Nasional. Petugas Polisi CEO Pol Oldyo Sigit Prabowo sering menekankan hal ini untuk semua tahap,” kata Jenderal Brigadir Andiko, merujuk pada Antara pada hari Jumat, 21 Februari, 20, 20.
Dua Sukatani, Muhammad Syifa Al Lufti atau Alectroguy dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel, menunjukkan permintaan maaf mereka melalui video yang diunggah ke media sosial. Dalam video itu, mereka meminta maaf kepada kepala eksekutif Kepolisian Nasional dan Lembaga Kepolisian secara keseluruhan.
“Kami memberi tahu CEO Kepolisian Nasional (manajer umum Sigit Prabowo) dan Institut Kepolisian Nasional untuk lagu kami yang dibuat, berjudul Pay Pay, yang berisi ayat -ayat” remunerasi remunerasi “, kata Alectroguy.
Alectroguy menjelaskan bahwa lagu pembayaran tidak dimaksudkan untuk menempatkan polisi nasional secara umum, tetapi sebagai orang yang melanggar aturan itu dikritik.
Dia juga mengumumkan bahwa lagu -lagu dari platform streaming seperti Spotify dan telah beralih ke pengguna media sosial untuk menghancurkan konten menggunakan lagu untuk menghindari bahaya di masa depan.
“Kami telah membayar dan menarik lagu gaji dari semua platform digital. Sekali lagi, kami mohon maaf atas liriknya dalam lagu tersebut,” lanjutnya.