ditphat.net – Untuk pertama kalinya, pesawat militer China memasuki wilayah udara Jepang. Informasi kejadian ini dirilis Kementerian Pertahanan Jepang pada Rabu 28 Agustus 2024.
Sebuah pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) melakukan manuver yang ditingkatkan pada Senin, 26 Agustus 2024 sekitar pukul 11.29 waktu setempat.
Diketahui, Shaanxi Y-9 merupakan pesawat pengintai militer China yang memasuki wilayah Jepang. ditphat.net Military dilansir dari Miami Herald, pesawat berada di wilayah udara Jepang selama dua menit.
Menjelang akhir, militer Jepang mengerahkan jet tempurnya untuk mengusir pesawat demonstrasi militer Xi Jinping. Sebuah pesawat pengintai Tiongkok mengitari daerah dekat Kepulauan Danjo sebelum bergerak ke wilayah udara Jepang.
Pasca kejadian tersebut, pemerintah Jepang langsung memanggil pejabat Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo untuk menyampaikan ketidaksenangannya atas kejadian tersebut.
“Jepang telah memanggil duta besar sementara Tiongkok untuk memprotes insiden tersebut dan mendesak tindakan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat kementerian pertahanan Jepang, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan ini adalah kemajuan militer pertama Tiongkok dalam setidaknya tujuh tahun.
Sebelumnya, pada tahun 2012, sebuah pesawat sipil Tiongkok secara ilegal menaiki pesawat Jepang, dan lima tahun kemudian, sebuah pesawat baling-baling Tiongkok melakukan hal yang sama.
“Pesawat sipil pemerintah Tiongkok telah diserang dua kali sebelumnya, satu oleh helikopter pada tahun 2012 dan satu lagi oleh drone pada tahun 2017,” kata pejabat itu.
Pemerintah China tidak mengomentari secara langsung kejadian tersebut sebelum berita ini dimuat. Insiden tersebut terjadi pada Juli 2024 ketika sebuah kapal perusak Jepang berlayar ke perairan teritorial Tiongkok, sehingga memicu respons keras dari armada kapal perang Tiongkok.
Ketegangan militer antara Jepang dan Tiongkok kerap terjadi terkait pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut Cina Timur, yang juga diklaim oleh Tiongkok. Rezim Xi Jinping sering mengirimkan kapal penjaga pantai untuk berpatroli di dekat pulau tersebut.