ditphat.net – Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brojonegoro mengatakan, bonus demografi yang diterima Indonesia harus dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa. Peluang-peluang tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat mendatangkan kesejahteraan.
“Pada hakikatnya mereka (generasi muda) adalah bagian dari apa yang disebut bonus demografi atau bonus demografi yang akan dialami dan dinikmati Indonesia pada tahun 2015 hingga 2040,” ujarnya usai wisuda Universitas Pancasila (UP) pada Rabu, 22 Mei. , tahun 2024 .
Menurutnya, Indonesia bisa belajar dari negara lain seperti Korea, Jepang, dan China. Negara ini menjadi negara maju berkat keberhasilan pengelolaan bonus demografi.
“Jika suatu negara berhasil mengelola bonus demografinya. Artinya, jika mereka bisa mentransformasi perekonomiannya menjadi lebih produktif, lebih kompetitif berdasarkan sektor-sektor yang mengolah atau memberi nilai tambah, maka mereka berpeluang besar menjadi negara maju, ujarnya.
Anggota UP Foundation ini menambahkan, kegagalan beberapa negara dalam mengelola bonus demografi akan menjadikan negara tersebut sebagai negara kelas menengah. Ia juga menekankan pentingnya para kandidat untuk lebih peka terhadap apa yang terjadi saat ini.
“Mungkin nasehat orang tua masih penting, namun yang lebih penting adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan kondisi saat ini,” ujarnya.
Menurutnya, generasi saat ini menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, generasi ini adalah generasi yang mengalami kesulitan ekonomi akibat COVID-19. Kedua, mereka harus selalu menghadapi potensi bencana alam akibat perubahan iklim.
Apalagi hal ini semakin sering terjadi di Indonesia, dimana intensitas bencana alam di bidang air semakin tinggi. Ketiga, mereka merupakan generasi yang harus menghadapi revolusi industri dengan laju perubahan yang sangat cepat dibandingkan revolusi industri sebelumnya.
“Ketika mereka baru belajar komputer, misalnya, mereka tiba-tiba harus beradaptasi dengan dunia digital. Ketika Anda menguasai teknologi digital, Anda tiba-tiba harus mempersiapkan diri menghadapi kecerdasan buatan yang mungkin akan mendominasi dunia dalam beberapa tahun mendatang. “Jadi ketika menghadapi tantangan ini, suka atau tidak suka, generasi sekarang harus lebih tangguh, tapi di saat yang sama juga harus cepat beradaptasi,” ujarnya.
Rektor UP Prof Marsudi Wahu Kisworo mengatakan lulusan Universitas Pancasila hendaknya menjadi manusia yang berwawasan luas. Mereka harus menjadi mitra yang unggul untuk dapat memegang tongkat estafet kepemimpinan yang bercirikan nilai-nilai luhur Pancasila. “Selain adaptif, produktif, inovatif dan pemberdayaan,” tuturnya.
Di sana, Ketua Yayasan Universitas Pancasila, Dr. Siswono Yudo Khusodo bahwa persaingan dalam dunia yang sudah menjadi dunia tanpa batas ini tidak hanya terbatas dalam satu negara tetapi juga antar negara.
Dunia memperkirakan pada tahun 2050, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi ke-4 setelah China, India, dan Amerika. Menurut dia, Indonesia memiliki faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, yakni PDB melebihi 1 triliun dolar AS. Padahal, di kawasan Asia Tenggara, hanya Indonesia yang memiliki faktor tersebut.
“Sekarang negara kita berada di peringkat ke-15 dunia dalam hal PDB. Seluruh studi empiris menunjukkan bahwa negara yang mencapai PDB lebih dari 1 triliun dolar AS memiliki momentum pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. “Saya optimistis pada tahun 2045, Indonesia akan meraih kejayaan dan menjadi negara maju yang penting dalam konstelasi perekonomian global,” ujarnya.
Siswono menegaskan, generasi muda harus siap, mempunyai motivasi berprestasi dan semangat kerja untuk senantiasa menerapkan inovasi dalam berkarya. Kebijakan pemerintah dalam penerapan hilirisasi sudah sangat tepat.
“Ada satu syarat utama untuk menuju ke sana (Indonesia maju). Tidak mungkin Indonesia menjadi negara maju jika kita tetap menjadi eksportir bahan baku yang murah. Kita harus menjadi produk jadi untuk kebutuhan dunia,” tutupnya. .
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.