ditphat.net – Setiap pabrikan sepeda motor di ajang MotoGP memiliki tujuan dan persyaratan yang berbeda dibandingkan tim satelitnya, hal tersebut disadari Marc Marquez saat menandatangani kontrak resmi dengan Ducati Corse untuk dua musim ke depan.
Berbeda dengan saat Marc Marquez menjuarai Gresini Racing sebagai tim satelit Ducati selama puluhan tahun, sepertinya tidak ada fleksibilitas atau kebebasan yang diberikan.
Meski tim besutan Nadia Padovani dianggap sebagai batu loncatan menuju MM93, juara dunia 8 kali itu mampu membuktikan ketangguhannya dengan mengendarai Ducati Desmosedici GP23.
Setelah beberapa tahun kehilangan podium dan kalah bersaing dengan Honda, bayi asing itu memenangkan 3 balapan sprint lagi bersama Gresini Racing tahun ini dan naik beberapa podium.
Alhasil, baru memasuki pertengahan musim MotoGP 2024, Ducati Corse mengontrak pebalap Spanyol itu untuk menggantikan Enea Bastianini atau menggantikan Jorge Martin yang masuk radar.
Kakak dari Alex Marquez itu kini menghabiskan musim MotoGP 2025 bersama tim pabrikan di Sirkuit de Catalunya, Barcelona, Spanyol dengan mengendarai Ducati Desmosedici GP24 dan Desmosedici GP25.
Marc Marquez finis di urutan ke-4 dengan selisih 0,651 detik, adiknya Alex Marquez menjadi pelari tercepat pada sesi tersebut dengan catatan waktu lebih dari 1 menit 38,803 detik.
Dan rekan setimnya Francesco Bagna berada di posisi ke-3. Selain tes pasca musim, Marc mengaku tekanan di pabrikan lebih tinggi dibandingkan di tim satelit, dan hal itu kembali dirasakannya saat menjadi pembalap Ducati Corse.
Meski terbilang baru, finis di posisi ke-3 musim ini siap menjadi rekan setim Pekko Bagnaia, mengingat segala perbedaan dan kondisi.
Tentu saja akan ada tekanan, tapi saya akan menerimanya. Saya tidak akan mengambil jalan ini ke Ducati dua tahun lalu jika saya tidak mengambilnya, kata MM93, Crash.net, Rabu 21 November 2024.
Disinggung soal tujuan utama meraih gelar juara musim depan, Marc tak mempermasalahkan masalah tersebut karena pabrikan selalu menginginkan hasil terbaik meski pada akhirnya bukan juara dunia seperti Pekko.
“Saya suka merasakan tekanan. Kemudian Anda harus mengelolanya, tapi saya tahu tanggung jawab baru untuk berada di tim terbaik di grid adalah berusaha memperebutkan podium di setiap balapan,” ujarnya.
Lalu apakah dia akan menjadi juara atau tidak, seperti yang kita lihat tahun ini, Paekko memenangkan 11 balapan dan finis kedua. Namun, dia menjalani musim yang luar biasa dan melakukan yang terbaik, lanjutnya.