Jakarta, ditphat.net – Hampir semua perusahaan pembiayaan kecil sangat mengandalkan permintaan pembiayaan mobil baru sebagai sumber pendapatannya. Mereka mengatakan penurunan penjualan mobil membuat bisnis sulit.
Yanez Martinus Pasaribu, kolumnis otomotif, mengatakan penurunan penjualan mobil akan mengurangi kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian Indonesia.
Sebab, bisa berdampak pada berkurangnya penerimaan pajak, baik dari pajak penjualan maupun pajak mobil.
Mengingat industri otomotif memiliki rantai pasok yang panjang yang mencakup berbagai industri pendukung seperti komponen, logistik, dan jasa keuangan. Penurunan penjualan mobil akan berdampak pada industri-industri tersebut, ujarnya saat dihubungi ditphat.net di Jakarta.
Menurut dia, lambatnya penjualan mobil akan berdampak langsung pada penurunan pendapatan lembaga keuangan.
“Penurunan penjualan mobil dapat mempengaruhi pendapatan lembaga keuangan, seperti bank dan perusahaan rental yang memberikan kredit mobil,” ujarnya.
Dia melanjutkan: “Ini dapat mempengaruhi profitabilitas dan stabilitas keuangan mereka.”
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan pada Januari-Agustus 2024.
Penjualan Mobil Grosir Nasional turun 14,2 persen tahun ke tahun (y/y) menjadi 560.300 unit dari sebelumnya 675.859 unit.