Semarang, ditphat.net – Pondok Pesantren Al-Bahja, Pengasuh Serbia Yahya Zein Al-Maarif atau Boya Yahya turut mengomentari viralnya video aparat keamanan presiden (Pasmpress) yang diusir dari tempat salat Jumat.
Peristiwa itu terjadi saat Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakaboming Raka bersiap menunaikan salat Jumat di Masjid Raya Beitur Rahman, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat, 13 Desember 2024.
Berdasarkan unggahan akun TikTok @suhud262626, beberapa peserta Paspampres yang mengenakan kemeja berwarna coklat meminta massa di Gibran untuk beranjak dari tempat duduknya.
Terkait video tersebut, Boya Yahya mengatakan dilarang dalam Islam untuk mengusir orang dari tempat duduknya di masjid.
“Kalau mengesampingkan orang ‘Aku di sana’, haram,” kata Boya Yahya dilihat akun X @Nuraniakalsehat yang diunggah Rabu 18 Des 2024.
“Masyarakat sudah duduk di situ karena ada petugas datang, lalu laki-laki itu diusir. Dilarang,” tegasnya lagi.
Namun jika petugas sudah menunjukkan tempatnya, namun tempat tersebut ditempati oleh pihak lain. Lalu ketika jemaah diminta pindah, syariah menjadi menjijikkan.
Makruh adalah istilah hukum dalam Islam yang berarti sesuatu yang dilarang tetapi tidak dilarang.
“Tetapi jika Anda memesan tempat duduk, (lalu orang lain mengambil tempat duduk, lalu mengusir)) itu akan menjijikkan.”
Tapi dilarang mengambil. Boya Yahya berkata: “Tidak boleh karena setiap orang berhak dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala.”