Jakarta, ditphat.net – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri otomotif Indonesia dengan memperkuat koordinasi antara industri perakitan kendaraan bermotor dengan pemasok komponen lokal.
Upaya signifikan dilakukan melalui kegiatan Kemitraan Usaha untuk meningkatkan penggunaan komponen otomotif dalam negeri dalam rantai pasok global kendaraan bermotor listrik roda empat (KBLBB) yang dilaksanakan Selasa lalu di Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kerja sama Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, menegaskan merger tersebut bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan industri otomotif nasional.
Ia berharap kemitraan ini dapat menghubungkan industri perakitan kendaraan dengan pemasok komponen dalam negeri, sehingga Indonesia dapat berperan lebih aktif dalam rantai pasok global.
“Semoga kerja sama ini dapat memacu pertumbuhan industri otomotif nasional dan menjadikan industri perakitan sebagai jembatan mencari pemasok dalam negeri serta menjadikan industri komponen Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global,” ujarnya dikutip ditphat.net Automotive dari pejabat tersebut. narasi Rabu 16 Oktober 2024.
Selain itu, Putu juga menyinggung peningkatan penjualan mobil asal China di Indonesia. Pada tahun 2024, pangsa pasar merek Tiongkok akan mencapai 7,1%, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Salah satu mereknya, BYD, berencana berinvestasi Rp 11,7 triliun dengan target memproduksi 150.000 unit kendaraan listrik per tahun.
Investasi ini tidak hanya menjadi bukti keyakinan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, namun juga merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional dan global, ujarnya.
Putu menekankan pentingnya transfer teknologi dari BYD ke industri komponen lokal. “Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional, sehingga mampu bersaing kelas dan berdaya saing dalam Global Value Chain (GVC),” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh pihak baik pemerintah maupun sektor industri untuk bersama-sama mendukung visi Indonesia menjadi pemain utama industri otomotif global, khususnya kendaraan listrik.