Paris – Ketua Komite Olimpiade Palestina, Jibril Rajoub mengkritik ‘standar ganda’ keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengizinkan Israel berpartisipasi di Olimpiade Paris 2024.
Rajoub mengirimkan keluhan ini melalui surat kepada IOC, namun presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, menolaknya.
Menurut Rajoub, penolakan tersebut menunjukkan adanya organisasi internasional yang bersikeras menerapkan standar ganda.
Rajoub dikutip Antara, Sabtu 27 Juli 2024 mengatakan, “Mereka tidak mematuhi Piagam Olimpiade, aturan dan regulasi, atau etika.”
Dia berkata: “Israel atau Komite Olimpiade Israel telah kehilangan etika, olahraga, kemanusiaan dan hak untuk campur tangan dalam hukum.”
Komite Olimpiade Palestina telah mengumumkan bahwa sekitar 400 atlet tewas dalam serangan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023, sementara yang lain tidak dapat berlatih atau bepergian karena pembatasan Israel.
Di sisi lain, IOC melarang Rusia mengikuti Olimpiade Paris karena dianggap melanggar Piagam Olimpiade saat negara tersebut menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Sementara itu, perenang Palestina Yazan Al Bawwab mengaku ingin menyadarkan masyarakat akan perjuangan dan penderitaan warga Palestina di Gaza.
“Sebagai seorang atlet… ini bukan soal penghargaan. Ini tentang menjangkau masyarakat, tentang perjuangan Palestina,” kata Yazan Al Bawwab.
“Olahraga juga merupakan alat perdamaian, cara untuk menyebarkan pesan saya kepada dunia tentang rakyat Palestina dan penderitaan kami,” ujarnya.
Sementara itu, saat tim sepak bola Israel melakoni laga perdananya di stadion Parc des Princes pada Rabu 24 Juli 2024, sejumlah penonton terlihat mengibarkan bendera Palestina seiring dikumandangkannya lagu kebangsaan Israel.