Jakarta, ditphat.net – Peristiwa kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan dalam rumah tangga) berada di tempat publik. Bentuk kekerasan dalam rumah tangga keluarga beragam secara bertahap.
Ini bukan lagi kekerasan dalam rumah tangga fisik dan lisan, tetapi kekerasan finansial baru -baru ini juga telah dimulai di antara orang banyak. Kekerasan keuangan ini adalah bentuk kekerasan dalam rumah tangga di mana penjahat mendominasi atau membatasi ketersediaan sumber daya keuangan korban.
Langkah ini mungkin termasuk mengelola pengeluaran uang, menyangkal orang yang bekerja, melecehkan sumber daya atau korban rekening bank, atau menggunakan orang -orang yang bersangkutan tanpa izin.
Ini adalah pakar kejiwaan, Dr. Elvine Gunwan, SPKK. Akun gosip @rampi_gosip Elvine mengungkapkan dalam video bahwa kekerasan keuangan pasien muncul pada pasien diberi anggaran minimum untuk memenuhi kebutuhan harian.
“Sebelumnya, kekerasan fisik dan lisan, sekarang saya benar -benar mendapatkan peristiwa kekerasan keuangan. Jadi istri diberi makna yang nyata, uang itu diberikan benar,” katanya.
Elvine juga mengungkapkan bahwa bahkan kekerasan finansial memperumit kekuatan istrinya terhadapnya. Sang istri bahkan tidak mengenal suaminya untuk mempekerjakan.
“Penggajian suami tidak tahu apakah Anda ingin membayar gaji yang Anda tawarkan. Bayangkan ketika hutan siap, hutan lebih suka menghilang dengan teror. Jadi tidak ada foto anak -anaknya di ponselnya, tetapi hutan ada di sana Begitu banyak, “jelasnya.
Tujuan kekerasan keuangan adalah untuk mengandalkan para pelanggar korban secara finansial sehingga karena kecacatan keuangan korban, sulit untuk berakhir dengan kuat.
“Ketika saya ingin perceraian ada” Saya tidak bisa membuat dermaga, saya tidak punya uang. Saya dulu merawat anak itu, tetapi saya meminta untuk tidak membayar anak itu. Jadi apa yang saya lakukan, “katanya.