
Jakarta, hidup dalam era digital yang berkembang, media sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Instagram, sebagai salah satu platform paling populer, memungkinkan pengguna untuk memilih dari profil publik atau pribadi.
Tidak sedikit yang memutuskan untuk memblokir akun mereka, membatasi akses ke orang -orang tertentu.
Keputusan ketertiban pribadi Instagram bukan hanya masalah teknis, tetapi dapat mencerminkan kepribadian seseorang.
Dari sudut pandang psikologi, ada beberapa pola perilaku yang terutama dimiliki oleh mereka yang memilih untuk membatasi akses ke kehidupan jaringan mereka.
Laporan psikologi saat ini, berikut adalah karakteristik psikologis yang sering ditemukan pada orang yang dianggap akun pribadi: 1. Pertahankan privasi dan kehidupan pribadi.
Orang yang memutuskan untuk memblokir akun Instagram mereka sering memiliki perbatasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan kehidupan publik.
Mereka tidak ingin semua orang mengetahui aktivitas mereka dengan mudah atau mudah mengakses beban mereka.
Menurut Dr. John D. Maier, seorang psikolog di University of Novi Hampshir, seperti yang dilaporkan dari psikologi, orang -orang dengan kesadaran besar tentang diri mereka sendiri untuk mempertahankan privasi karena mereka memahami bagaimana mereka berbagi persepsi orang lain menurut mereka. Memiliki selektif untuk teman
Orang -orang dengan pesanan Instagram pribadi lebih selektif untuk memilih siapa yang dapat melihat transmisi mereka. Mereka biasanya hanya menerima persyaratan persahabatan orang -orang yang benar -benar tahu atau percaya.
Menurut penelitian dengan Harvard Business Review, orang -orang dengan orang -orang besar sering membangun hubungan sosial dengan lingkaran yang lebih kecil, tetapi lebih kuat dari orang yang lebih terbuka. Jangan mencari perhatian dan popularitas
Tidak seperti aset di jejaring sosial untuk mendapatkan banyak pengikut dan validasi sosial, orang yang tidak penting bagi jumlah selera atau pengikut.
Instagram menjadikannya sarana komunikasi dengan orang terdekat.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Social and Prival Relationship, individu yang introvert lebih cenderung membatasi kendali diri mereka di media sosial karena mereka tidak merasa bahwa mereka membutuhkan perhatian kepada publik. Hati -hati dengan keamanan dan data pribadi
Keamanan digital adalah salah satu alasan utama seseorang memutuskan untuk memblokir akun Instagram mereka. Mereka mungkin mengurus risiko pencurian identitas, penyalahgunaan foto atau bahkan es.
Menurut Badan Infrastruktur dan Keamanan Cybernetic (CISA), kesadaran keselamatan dunia maya tumbuh di antara penerima manfaat media sosial, dengan banyak yang lebih berhati -hati untuk berbagi data pribadi untuk menghindari ancaman di jaringan. Hindari drama dan konflik di media sosial
Orang yang sering menyukai akun pribadi Instagram tidak menyukai konflik atau drama yang umum di media sosial. Membatasi siapa yang dapat melihat pengiriman mereka, merasa lebih aman daripada komentar negatif atau diskusi yang tidak diinginkan.
Menurut psikolog Dr. Daniel Goleman, penulis emosional penulis kecerdasan, orang yang menghindari konflik biasanya memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi, karena mereka menyadari bahwa media sosial dapat menjadi sumber stres dan ketegangan. Fokus -y saya lebih jauh pada kehidupan nyata
Seseorang yang menutup akun mereka biasanya memiliki pendapat bahwa kehidupan nyata lebih penting daripada keberadaan di ruang dunia maya. Mereka tidak merasa perlu semua aspek kehidupan mereka menjadi publik.
Laporan dari Atlantik, penelitian menunjukkan bahwa individu yang prioritas menghadapi interaksi FEMA memiliki standar hidup yang lebih tinggi daripada mereka yang terlalu fokus pada media sosial. Tidak mudah untuk percaya pada orang asing
Akun swasta yang seharusnya biasanya memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah pada orang asing.
Mereka enggan mengizinkan orang yang tidak tahu terlalu banyak tahu tentang kehidupan mereka.
Menurut teori file terlampir yang dikembangkan oleh John Bootlby, orang -orang dengan kontribusi yang lebih defensif atau lebih hati -hati dalam konstruksi dalam hubungan konstruksi lebih melindungi data pribadi mereka. Tidak mempengaruhi tekanan sosial
Orang yang memilih akun Instagram swasta biasanya tidak peduli dengan norma sosial yang sering dikaitkan dengan media sosial, seperti jumlah suka atau komentar.
Menurut psikolog Dr. Jean Twent, seorang penulis Igen, seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, lebih fokus pada kebahagiaan pribadi mencari validasi orang lain melalui jejaring sosial. Lebih mungkin untuk memfilter informasi yang dihabiskan
Orang -orang yang merupakan pesanan pribadi untuk Instagram juga seringkali lebih sensitif untuk mengkonsumsi informasi di jejaring sosial. Akun yang mereka anggap relevan dengan kehidupan mereka lebih mungkin untuk mengikuti dan menghindari konten yang dapat menyebabkan stres atau kecemasan.
Menurut Journal of Ciberiology, perilaku dan jejaring sosial, orang yang paling selektif dalam menggunakan jejaring sosial memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada yang terbuka untuk semua jenis informasi. Memiliki keseimbangan digital yang lebih baik
Akun Instagram Prini dapat menjadi cara untuk mengelola penggunaan jejaring sosial untuk membuatnya seimbang. Orang dengan akun pribadi seringkali lebih baik mengelola waktu antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Menurut laporan PEV Research Center, orang -orang yang paling sadar akan keseimbangan digital memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan tidak mudah mengalami kelelahan digital (krim digital).
Akun Privasi Instagram bukan hanya masalah kenyamanan pribadi, tetapi juga dapat mencerminkan cara berpikir dan kepribadian seseorang.
Mereka yang memutuskan untuk membatasi akses ke akun mereka sering memiliki alasan yang kuat, mulai dari mempertahankan privasi, menghindari konflik, fokus pada kehidupan nyata daripada dunia digital.
Keputusan ini juga menunjukkan bahwa mereka lebih berhati -hati untuk berbagi data pribadi dan tidak ingin media sosial menjadi sumber tekanan atau kecemasan.
Dalam memahami pola perilaku ini, kita dapat lebih memahami bagaimana seseorang melihat dan menggunakan jejaring sosial dalam hidupnya.