Orang Tua Korban Perundungan Pelajar di Blora Minta Perlindungan Polisi

Blora – Orang tua korban bullying di Blora, Jawa Tengah meminta polisi melindungi anaknya dari pelecehan.

Ayah korban (Sukardi) di rumahnya mengaku kaget saat pertama kali mendengar penganiayaan yang dilakukan anaknya. Ia segera menghubungi wali kelas anaknya untuk meminta petunjuk cara mengawasi sekolah. 

Saya langsung menelpon guru kelas IX untuk menjelaskan bagaimana anak saya bisa dipukul seperti itu. Lalu pihak sekolah memastikan masalah itu segera diselesaikan, ujarnya saat berkumpul di rumahnya. . rumah Sabtu, 24 Februari 2024. 

Sehari setelah kejadian, dia dipanggil pihak sekolah untuk menemui penjahat tersebut. Saat itu, pihak sekolah dan keluarga tidak mau membawanya ke pengadilan karena pelaku masih di bawah umur. 

“Kemudian, direktur memanggil tujuh anak yang mengakui kesalahannya. Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, saya minta surat pernyataan untuk tidak mengulangi pemukulan. Untuk bertanggungjawab, saya tanda tangani surat pernyataan tersebut. menjelaskan.

Ironisnya, salah satu pelaku menskors korban dari sekolah pada Kamis, 22 Februari 2024, setelah menelepon guru pembimbing. Mereka kemudian mengancam korban dan meminta uang untuk membeli rokok.

“Salah satu anak mengancam saya dan meminta uang kepada anak saya. Ancamannya “lumayan, saya tantang kamu melawan ayahmu”. Kemudian anak tersebut tidak memberi saya uang dan menendangnya hingga terjatuh.” dia menjelaskan.

Ia menambahkan, atas kejadian tersebut, timnya mendatangi kepolisian Jepang untuk meminta perlindungan polisi. Jangan laporkan kejadian tersebut. 

“Meski sudah ada surat pernyataan dari pihak sekolah, namun pelaku melanggar surat yang tersegel. Makanya saya minta perlindungan polisi dari pelaku jika pemukulan terjadi di luar sekolah,” jelasnya. 

Perlu diketahui bahwa intimidasi tersebut terjadi terhadap siswa kelas 9 SMA Jepang. Korban dianiaya oleh temannya hingga memukul kepala dan mengancam korban.

Dalam video berdurasi 14 detik yang beredar, korban terlihat tertidur di meja kelas sambil menunggu kelas berikutnya. Setelah itu, tiga temannya datang dan berencana membangunkan korban dengan kasar lalu memukul kepala. 

Seorang anak berseragam sekolah terlihat di dalam kelas dan teman-temannya curiga dia sedang di-bully. Kepala dibenturkan, dikutuk, dan badan diinjak-injak.

Korban, seorang pelajar berusia 16 tahun, berdiri sambil menundukkan kepala dan melindungi kepala dengan tangan. Dia duduk di kursi dan melihat ke meja.

“Woi tangi woi, woi tangi woi,” teriak seseorang dalam dua video klip pendek.

Laporan oleh Agung Blora | televisi satu

Baca artikel edukasi lainnya di link ini.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *