Optimalkan Peluang Digital, Siswa di Sorong Diperkenalkan Literasi Hak Cipta bagi Kreator

ditphat.net Educasi – Setiap detik jutaan informasi beredar di Internet menjadi tantangan sekaligus peluang bagi 204,7 juta pengguna Internet di Indonesia (menurut data We Are Social Hootsuite, 2022). Fenomena ini mendukung pertumbuhan penggunaan jejaring sosial dan pencipta digital. Literasi digital khususnya pemahaman hak cipta konten menjadi fokus workshop online yang digelar hari ini di Sorong, Papua Barat, khususnya untuk segmen pendidikan Maluku-Papua.

Pentingnya literasi digital, termasuk keterampilan digital, etika digital, dan keamanan digital, menjadi sorotan dalam mengembangkan guru dan siswa di era digital. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengawali webinar “Lebih Berkemampuan Digital 2024 Episode 8” dengan menyampaikan peningkatan signifikan pengguna Internet di Indonesia. Lanjutkan, oke?

“Pengguna internet di Indonesia meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Dan pada tahun ini terlihat Indonesia memperoleh indeks sebesar 3,59 dari 5 pada tingkat keterampilan digital yaitu memasuki tahap menengah. Ini meningkat dibandingkan indeks 3 tahun lalu. tahun 54,” kata Budi dalam keterangannya.

Webinar gratis ini, sebagai wujud dedikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada masyarakat, memberikan manfaat yang besar bagi peserta yang telah mendaftar.

CEO Aptika Samuel Abrijani Pangerapan pun menyambut baik keikutsertaan peserta yang dikenal dengan nama Digifriends dalam workshop online tersebut.

“Terbukti perkembangan keterampilan digital masyarakat meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan pengguna internet di Indonesia,” kata CEO Aptika Samuel Abrijani Pangerapan.

Ody Waji, seorang wirausaha digital, menekankan pentingnya memahami hak cipta konten di era digital saat ini. Ia menegaskan, kreativitas harus dilindungi undang-undang, khususnya undang-undang hak cipta.

“Di era serba online ini, mempunyai pekerjaan di dunia digital merupakan suatu hal yang benar-benar bisa membawa hasil, bukan sekedar scam atau penipuan. Hal ini menyebabkan banyak bermunculan kreator-kreator baru yang tentunya disambut baik oleh banyak brand dan karya digital. Hanya saja kita sebagai pencipta harus memahami bahwa kreativitas dilindungi undang-undang negara melalui undang-undang hak cipta,” ujarnya.

Workshop ini juga mendorong peserta untuk aktif mengembangkan diri dan memahami konten yang mengutamakan kepentingan publik, dengan tetap memperhatikan prinsip etika dan keamanan digital. Keikutsertaan sekolah-sekolah di Kabupaten Sorong, Papua Barat, menunjukkan antusiasme yang besar dari para guru dan siswa untuk meningkatkan keterampilan digitalnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *