
Jakarta (ditphat.net) – Akhir pekan ini, masyarakat mengadopsi banyak tradisi di Ramadhan. Biasanya selesai, munggahan. Munggahan sendiri biasanya makan bersama dan meminta maaf. Selain itu, Munggahan sering digunakan sebagai kegiatan untuk mengirim doa kepada para pendahulu kita seperti orang tua atau kerabat yang sudah mati.
Maka itu tentang tradisi Munggahan, bagaimana Islam melihatnya? Oleh karena itu, misionaris terkenal Buya Yahya berbicara. Orang -orang dengan pakar agama dan orang -orang beragama, yang diumumkan dengan doa umum Buya Yahya, selalu dapat dilakukan.
YouTube berkata, “Makna Roh Kudus adalah mati dari orang -orang yang mengirim orang percaya kita di depan kita, jika kita bisa berdoa, kita selalu bisa berdoa,” katanya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa berdoa untuk orang mati adalah bentuk pengabdian kita kepada mereka. Namun, penting untuk berpikir bahwa Buya Yahya adalah ahli kepercayaan pada pertanyaan dan bahwa keluarga kita sendiri bukanlah jiwa lain di mana beberapa orang sering hidup.
“Jika kita dilakukan dengan benar, semangat orang -orang di hadapan para ahli kepercayaan kita adalah nyata. Selain itu, tidak benar untuk berdoa bagi orang -orang sebelum ahli iman.”
Sementara itu, kebiasaan tradisional Munggahan makan bersama sebelum bulan Ramadhan, yang merupakan tradisi dengan makna yang baik dari kata Buya Yahya. Makna sakral seperti itu adalah tentang persahabatan dan saat -saat yang dibagikan kepada Muslim.
“Suasana yang indah, eliminasi, sebelum mendekati Ramadhan. Sangat enak. Makanan yang menyalahkan makanan? Sebenarnya, disarankan agar Anda memiliki hubungan yang baik sebelum Ramadhan.