Jakarta, ditphat.net – Pakar transfer energi ITB Tri Yuswidjajanto Zaenuri akhirnya mengeluarkan pernyataan kendaraan di Cibinong mengalami kerusakan pada pompa atau bensin. Dia mengatakan Pertamax BBM bukanlah akar masalahnya.
Sebelumnya, video yang diunggah akun X @List3a_ memperlihatkan beberapa mobil rusak sedang diperbaiki di bengkel Daihatsu Cibinong. Para pekerja bengkel juga terlihat mengubah Pertamax dari tangki bahan bakar mobil menjadi galon.
Atas video viral tersebut, Pertamina Patra Niaga telah melakukan investigasi internal, mulai dari pemeriksaan kualitas Pertamax di SPBU hingga SPBU. Selain kerjasama pelatihan, Pertamina Patra Niaga juga menjalin kerjasama dengan Kemitraan Penelitian dan Industri (LAPI) ITB.
Pengujian yang dilakukan Pertamina menunjukkan kualitas Pertamax sangat baik dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin menggunakan Pertamax untuk mobilnya.
Kini giliran ahli ITB yang melakukan tes untuk mengetahui penyebab cedera tersebut. Mobil dibawa ke bengkel untuk melepas pompa oli dan pembuangan tangki. Dari sana ditemukan sedimen di dalam minyak.
Tri mengatakan, kotoran tersebut membuat mobil lemas karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke pompa. Hal ini membuat pasokan bahan bakar ke mesin tidak mencukupi, kata Tri dikutip Antara, Jumat, 29 November 2024.
Tri melalui tim LAPI ITB kemudian membawa sampel sedimen tersebut ke laboratorium untuk dianalisis menggunakan metode Energy-Dispersive X-ray Spectrcopy (EDS) untuk mengidentifikasi unsur-unsurnya.
Hasil EDS tersebut dibandingkan dengan hasil analisa fisika dan kimia yang dilakukan tim Lemigas terhadap bahan bakar Pertamax dari berbagai SPBU yang diduga merupakan permasalahan Pertamax.
Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak terdapat pada minyak yang diuji (Pertamax), kata Tri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akhirnya diputuskan bahwa bahan anti korosi yang biasa digunakan sebagai pelapis tangki bahan bakar logam ditentukan bahwa pelapis tersebut biasanya terbuat dari paduan logam dari bahan yang terdeteksi pada analisis EDS.
Namun masih dilakukan penelitian untuk mengetahui dari mana unsur penyusun endapan tersebut, kata Tri.
Menurut tidak perlu.
Tri pun memastikan pihaknya akan mencari akar permasalahan untuk meredam pengurangan tersebut agar permasalahan serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Pertamina sendiri menanyakan kepada pelanggan bahan bakar mana yang memenuhi kebutuhan spesifik kendaraan.