
ditphat.net – Seorang pejabat tinggi yang dirahasiakan identitasnya mengungkap perpecahan yang terjadi di kalangan perwira unit elit Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Peristiwa ini terjadi pasca jatuhnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Baca Juga : Heboh Isu Perselingkuhan! Paula Verhoeven Akhirnya Buka Suara
Para perwira militer Iran diklaim saling menyalahkan setelah rezim al-Assad digulingkan oleh pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh Abu Mohammad al-Julani.
Kemarahan para pejabat tersebut tidak lepas dari kenyataan bahwa mereka telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung al-Assad.
Berdasarkan laporan yang dikutip ditphat.net Military dari The Telegraph, ia meminta al-Assad menjadi poros perlawanan terhadap Ayatollah Khamenei.
“Suasananya hampir seperti mereka saling pukul. Mereka memukul tembok, berteriak, dan saling menendang tong sampah, saling menyalahkan, dan tidak ada yang mau bertanggung jawab,” kata pejabat tersebut.
“Tidak ada yang membayangkan dia melihat Assad melarikan diri, karena dia menargetkan 10 tahun untuk mempertahankan kekuasaannya,” katanya.
Jatuhnya al-Assad menyebabkan peningkatan posisi Iran. Sebelum pemberontak menguasai Suriah, faksi politik-militer Hizbullah yang berbasis di Lebanon juga mengalami kekalahan besar dalam perang dengan tentara Israel.
Baca Juga : Kembali ke Kostrad, Ternyata Letkol Ribut Naik Jadi Komandan Pasukan Elite TNI Penembak Mati Jenderal GAM
Hal ini mengisyaratkan kepada para pejabat Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, bahwa kemenangan pemberontak di Suriah adalah bagian dari rencana Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.
Amerika Serikat dituduh menggunakan pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham untuk menghancurkan poros perlawanan yang diciptakan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei.
“Seorang jenderal penting Iran telah memperingatkan bahwa peningkatan aktivitas teroris di Suriah adalah bagian dari rencana Amerika-Israel,” kata seorang pejabat Iran.
“(Tindakan ini) untuk melemahkan pemerintah Suriah dan sekutunya di poros perlawanan,” ujarnya seperti dilansir ditphat.net Military dari The Jerusalem Post.