ditphat.net – Indonesia memiliki beragam pilihan kendaraan listrik dari merek Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan China. Kendaraan ramah lingkungan ini ditawarkan dalam berbagai desain, spesifikasi, dan harga serta diproduksi secara lokal, seperti beberapa model yang dijual Hyundai, Wuling, Morris Garage, Neta, Chery, dan DFSK di antara sekian banyak mobil listrik yang dijual di Indonesia. Kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) di atas 40 persen berhak mendapatkan insentif dari pemerintah berupa bebas bea masuk, PPnBM, dan potongan PPN 10 persen. Maka tak heran jika mobil listrik merek ini masih menjadi yang termurah di kelasnya, berbeda dengan mobil listrik impor penuh atau CBU (Completely Built) selain BYD. Melihat pertumbuhan kendaraan listrik yang menjanjikan di pasar Indonesia, beberapa merek seperti Volkswagen yang kini berada di bawah Grup Indomobile pun tertarik untuk memproduksi produknya di dalam negeri. “Pada tahun 2026, kami akan memproduksi ID Buzz di pabrik PT National Assemblers di Cikampek, Jawa Barat. Investasi baru ini merupakan pabrik yang sama dengan area perakitan Tiguan All Space,” kata Sales Chief Volkswagen Indonesia Badawi Marsahan kepada wartawan. . ICE, BSD, Tangerang, dikutip Senin, 25 November 2024. Selain kabar tersebut, brand asal Jerman tersebut mengumumkan mulai tahun 2021 akan membumikan akar bisnisnya di Indonesia untuk mengembangkan ekosistem otomotif. listrik yang salah satunya memanfaatkan cadangan nikel Indonesia untuk memproduksi baterai EV. Semasa menjabat Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia bertemu langsung dengan Thomas Schmall, CEO Volkswagen Group Components di Jerman. “Saya datang langsung ke sini untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi rencana investasi Volkswagen di Indonesia,” kata Bahlil. Ia mengaku mendorong Volkswagen untuk melaksanakan rencana investasinya di bidang daur ulang nikel, termasuk produksi bahan aktif katoda prekursor (PCAM) dalam negeri. Thomas Schmall, CEO Volkswagen Group Components, memberikan angin segar terhadap usulan tersebut. Ia berencana berinvestasi pembuatan aki mobil listrik di Indonesia agar tidak bisa asal impor bahan bakunya. “Kami mengharapkan dukungan Kementerian Investasi/BKPM untuk memberikan rekomendasi bahan baku dan stabilnya harga produksi baterai pertama Volkswagen yang rencananya akan dimulai pada kuartal II tahun 2025,” tegas Thomas.