Memperkenalkan Tanaman Liar sebagai Sumber Nutrisi untuk Masyarakat

ditphat.net – Di tengah upaya peningkatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat, Hayu Dyah Patria, perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur, muncul sebagai pionir dalam memperkenalkan pemanfaatan tumbuhan liar sebagai sumber pangan alternatif.

Bagi Hayu, dilansir Astra Satu Indonesia yang bekerja sebagai spesialis teknologi pangan, tanaman liar bukan hanya merupakan potensi yang belum dimanfaatkan, tetapi juga merupakan solusi yang masuk akal untuk mengatasi permasalahan gizi. Katanya: Tumbuhan liar mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan.

Menciptakan ketahanan pangan dan memberantas malnutrisi

Lahir pada 27 Januari 1981 di Gresik, Hayo memiliki latar belakang pendidikan yang membuatnya memahami pentingnya gizi dalam menunjang kesehatan masyarakat. Melalui pengamatannya, ia menyadari bahwa banyak masyarakat yang tidak mampu membeli makanan bergizi, terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Hal ini mendorongnya untuk memanfaatkan tanaman liar yang tumbuh subur di sekitarnya, seperti daun poinsettia dan daun krokot.

Misalnya poinsettia yang mengandung banyak mineral yang baik untuk tubuh. Sementara itu, daun krokot yang dikenal sebagai makanan favorit jangkrik ternyata mengandung banyak vitamin dan senyawa penting yang menunjang kecerdasan. Hayo menjelaskan, Daun krokot kaya akan asam lemak omega-3 yang sangat bermanfaat untuk perkembangan sel otak anak. Pengetahuan tersebut menjadi landasan Hayu dalam memperkenalkan tumbuhan liar sebagai sumber pangan kepada masyarakat.

Respon positif warga Galangdu

Upaya Hayo memanfaatkan tumbuhan liar disambut baik oleh warga Galangdu yang tertarik mencoba alternatif pangan tersebut. Menurut Hayo, pemanfaatan tanaman liar tersebut selain mudah, juga terjangkau. Warga bisa mendapatkan tanaman tersebut secara gratis hanya dengan membawanya ke alam liar. Selain itu, tanaman liar ini mempunyai kandungan nutrisi yang tidak kalah dengan tanaman budidaya.

Mengatasi tantangan gizi buruk di Indonesia

Gizi buruk masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Survei Kesehatan Dasar tahun 2010, angka gizi buruk di Indonesia mencapai 17,9%. Angka tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama kemiskinan yang menyebabkan banyak keluarga sulit memperoleh makanan bergizi. Oleh karena itu, pengenalan tumbuhan liar sebagai sumber pangan alternatif merupakan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pangan yang diperoleh dari tumbuhan liar dapat menjadi solusi praktis bagi masyarakat yang memiliki keuangan terbatas. Hayo menambahkan, Tanaman ini tidak memerlukan biaya apapun, hanya perlu diseleksi dari alam, namun kandungan nutrisinya setara dengan tanaman yang ditanam dan dipelihara.

Dengan pendekatan sederhana dan berbasis sumber daya alam yang melimpah, Hayu Dyah Patria berhasil menunjukkan bahwa tumbuhan liar bukan sekadar tumbuhan biasa. Hal ini telah mengubah sikap masyarakat terhadap tanaman liar dan membuka peluang untuk menciptakan pola makan yang lebih sehat dan bervariasi. Pendekatan ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan status gizi masyarakat.  

 

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *