MEDAN, ditphat.net – Sebanyak 28 petarung tampil di Medan Fight Night (MFN) Road to One Pride yang digelar Minggu malam 13 Oktober 2024 di panggung Amavi Ultra Lounge Jalan Merk Yingga, Kota Medan. MFN edisi pertama ini merupakan panggung para petarung One Pride menuju Ultimate Fighting Championship (UFC).
Ajang seleksi One Pride MMA ini menghadirkan pelatih bela diri campuran (MMA) Max Methino sebagai inspektur pertandingan. Max Metino yang juga merupakan perwakilan Komite Olahraga Bela Diri Indonesia (KOBI) dan pencari bakat akan memilih petarung-petarung yang mempunyai potensi besar.
“MFN Road to One Pride itu bentuknya audisi. Saya akan menilai para kontestan untuk melihat performanya. Bagi yang layak menjadi pencatut, kami akan memberikan mereka tiket emas untuk menuju Road to One Pride,” kata Max. Metino di hadapan wartawan.
Menggandeng promotor Maiden Fight Night Calvin Gustinov, Max Methino mengungkap bahwa dirinya telah menjadikan Sumut sebagai tempat lahirnya petinju kelas berat bela diri campuran ini.
“Sumatera Utara salah satu (petarung) terbaik favorit saya. Semoga hasil kualitas para petarung Maiden Fight Night cabang MMA bagus agar bisa kita undang di ajang Two One Pride. Dia berharap.
“Ada beberapa petarung kuat di ajang MMA di Indonesia yaitu dari Sumatera Utara, Jawa Barat, Solo, Sulawesi Utara, Jakarta. Inilah kumpulan petarung yang kuat saat ini. Dari ribuan petarung, banyak diantaranya yang dominan. “, kata Max Metino.
Ia mengatakan hal itu juga akan mendorong lahirnya petarung Sumut mengikuti jejak petarung MFN Yeka Sagarich. MFN, kata dia, merupakan entry pick di Pride MMA dan diharapkan bisa menjadi pesaing kejuaraan nasional bahkan internasional serta kejuaraan dunia, seperti Road to UFC dan UFC.
“Sumut harus menjadi sesuatu yang menjadi penyebab (pemicunya) agar semakin banyak bermunculan atlet-atlet yang berlaga di sini, melahirkan Yeka Sargih yang baru.” Saya berharap akan muncul generasi-generasi muda baru yang potensial,” pungkas Max.
Sementara itu, promotor Madden Fight Night Calvin Gustinov mengatakan MFN diyakini pertama kali digelar di Sumatera. Selain itu, satu-satunya kelas MMA yang pernah berkompetisi secara publik di Maiden City di atas Octagon adalah kelas MMA yang diawasi langsung oleh Kobe.
“Kami ingin seluruh pesilat Sumut bisa berkumpul di Medan dan kami akan bina bagi mereka yang benar-benar berprestasi, disiplin, dan ingin menjadi atlet internasional. Tujuan kami adalah menemukan bakat yang bisa kami bawa ke kancah internasional. Negara bagian, UFC,” kata Calvin.
MFN, kata dia, merupakan panggung bagi para pesilat untuk memamerkan latihannya sekaligus cara untuk bisa naik ke panggung oktagon.
“One Pride akan mencari petarung yang memiliki potensi untuk event kota di masa depan. Dari Sumatera sebenarnya banyak pesilat yang harusnya hadir karena terus berlatih, tapi mereka tidak bisa unjuk kebolehan karena tidak ada panggung, tidak ada platform, dan tidak ada platform untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari selama ini, ”ujarnya.
Ia mengatakan, ke depan pihaknya akan mengulang MFN edisi berikutnya. Seleksi dan penyisihan akan dilakukan melalui proses yang ketat untuk menghasilkan petarung tangguh dan siap pakai.
“Kami akan melakukannya setiap tiga bulan atau setiap triwulan.” Tergantung kesiapan para pejuang Kota Perawan dalam menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi di sini. Akan ada seleksi terbuka dan eliminasi terbuka, dan panggung besarnya ada di MFN. Calvin mengatakan, “Yang pasti kami akan membuat seri selanjutnya.
Kategori dan Kelas yang Dipertandingkan, MFN – Prelims Kategori: Kelas MMA Kategori Bantam, Kick Boxing 57 kg dan 55 kg, MMA Kelas Bulu, Tinju 80 kg.
MFN- Kategori kartu utama: MMA Ringan, Tinju 80kg, 75kg, 61kg, 63kg dan 65kg. Dan, MMA dan MFN Celeb Melawan Kelas Atom: Tinju 55 kg.
“Dari MFN edisi pertama ini, ada lima petarung yang mendapatkan gold ticket dan berhak tampil di Road to One Pride,” jelas Kelvin.