ditphat.net, Jakarta – Konflik antar pengemudi di jalan raya sering terjadi dan tidak dapat dihindari, terutama dalam situasi stres seperti kemacetan atau salah persimpangan.
Ketidaksabaran, gangguan emosi, atau kurangnya pemahaman tentang etika mengemudi seringkali menjadi penyebab utama konflik.
Baru-baru ini, sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan para pengemudi bertengkar karena salah persimpangan di jalan sempit. Peristiwa itu terjadi di Grenoble, Jakarta Barat.
“Yang terjadi di Greenville itu di belokan dekat Bank Mandiri. Saya start dari Tanjung Durian menuju Greenville. Ada belokan di ujung sempit. Saya berkendara dengan sangat baik dan karena macet, tiba-tiba mendapat nilai A. Mazda B 1149 NMZ putih berpapasan dengan saya di jalan sempit,” demikian bunyi caption postingan tersebut, dikutip dari Instagram @patrick_ptrc. dari
Kemudian jelaskan bahwa banyak sepeda lewat di sebelah kanan jalan sempit tersebut. Karena ada mobil Mazda yang melaju di sisi kiri, pengemudi mobil tersebut langsung menabrak sepeda motor orang lain.
“Banyak pengendara sepeda motor di sisi kanan dan saya harus berbelok sedikit ke kanan dan menabrak sepeda orang lain dan akhirnya pengendara sepeda motor itu menabrak mobil saya.. marah-marah saat mengemudi,” lanjut keterangan unggahan tersebut.
Usai kejadian tersebut, langsung terjadi adu mulut antara kedua pengemudi tersebut dan pemilik Mazda bertindak tegas dengan menurunkan kaca belakang mobil lainnya.
Dalam video tersebut, pemilik mobil Mazda secara paksa memasuki mobil lawan dan bertabrakan dengannya.
Penasihat keselamatan dan pertahanan Indonesia Sonny Susmana menanggapi konflik yang sering terjadi antara pengguna jalan atau pengemudi. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
Ia mengatakan pada Jumat, 3 Januari 2025, “Egois pengemudi seringkali menimbulkan emosi yang tidak terkendali. Memang benar masalah pasti akan muncul bagi orang yang masih hidup, tapi harus dikendalikan, terutama di jalan raya.”
Ia juga menjelaskan, perilaku egois dan mementingkan diri sendiri tersebut kerap menimbulkan konflik di kalangan pengguna jalan.
Ia menyimpulkan: “Egois ini hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan perasaan dan hak orang lain ketika kepentingannya diganggu. Lagi pula, ia sering berakhir di jalan. Berkonflik dengan pengguna.”