JAKARTA, ditphat.net – Panglima Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan TNI Angkatan Udara akan menerima sejumlah jet tempur T-50 produksi Korean Aerospace Industries (KAI) pada tahun 2025-2026. Menurut Pak Kasau, kehadiran pasukan tempur T-50 Korea Selatan akan menambah penguatan kekuatan pertahanan jalan udara TNI AU di masa depan. Rencana amanah TNI AU ini merupakan komitmen pemerintahan Prabowo Subianto untuk membangun TNI AU menjadi kekuatan yang disegani di kawasan. KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan: “Saya melihat langsung KAI, industri penerbangan Korea, sangat bagus dan kami juga sudah menggunakan pesawat ini dan kami akan mendapat manfaat lebih banyak lagi sejak hadir pada tahun 2025-2026.” Pemaparan dalam acara Sambung Rasa bersama pimpinan redaksi media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 30 Desember 2024. Namun sayangnya, Kasau tidak menjelaskan secara detail berapa jumlah jet tempur yang dimiliki. Julukan Elang Emas akan datang dan memperkuat TNI AU. Orang pertama di TNI AU itu menjelaskan secara sederhana, jet tempur T-50 produksi Korea Selatan itu akan masuk dalam skuadron Komando TNI AU untuk memperkuat kemampuan pertahanan udara Indonesia.
Tak hanya T-50, lanjut Tonny, TNI AU juga akan menerima sejumlah jet tempur Rafale produksi Dassault Aviation, Prancis dalam beberapa tahun ke depan. Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) tercatat telah membeli 42 unit jet tempur produksi Perancis. Dan rencananya pesawat tempur generasi 4,5 tersebut akan muncul secara bertahap mulai tahun 2026. Ia mengatakan, “Pesawat Rafale buatan Perancis akan mulai dikirimkan pada awal tahun 2026, tepatnya pada tanggal 2 September. Pesawat tersebut akan kami kirimkan di Pekanbaru dan Supadio secara bertahap. . Selain itu, lanjut Kasau, TNI AU juga akan menerima 12 unit Anka Aerial Vehicles Unmanned Aerial Vehicle (TPPA) atau drone yang dibeli dari Perusahaan Industri Penerbangan Turki, Türkiye. 12 kendaraan udara tak berawak Anka juga diperkirakan akan tiba di Indonesia secara berkala pada tahun 2026. Dengan penambahan sistem senjata utama tersebut, diharapkan pertahanan udara TNI AU di masa depan semakin diperkuat. “Aset pertahanan yang saya sebutkan tadi akan didistribusikan ke seluruh kepulauan untuk mendukung kebijakan selimut besi yang diusung Menteri Pertahanan Vietnam Meningkatkan kemampuan pertahanan negara dengan kondisi udara untuk menjaga kedaulatan dan keamanan gambaran Vietnam. . Republik Indonesia,” ujarnya.