JAKARTA, ditphat.net – Transgender Isa Zega kini tengah menuai kontroversi karena ia menunaikan umrah dengan berhijab sebagai seorang wanita.
Pria bernama asli Sahrul dan bertransisi menjadi perempuan ini mendapat kecaman dari Anggota DPR RI Mufti Anam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan Syamsul Bahri.
Isa Zega, yang memiliki nama panggung “Mami Isa”, diancam hukuman atas artikel yang diduga bertentangan dengan agama.
Lalu apa yang dikatakan Hukum Syariah terhadap mereka yang tidak menunaikan umrah sesuai sifatnya (yaitu transgender)?
Menanggapi hal tersebut, Habib Ali Zainal Abidin Hamid, Ketua Dewan Talim Darul Murtaza di Kuala Lumpur, Malaysia, mengatakan bahwa transgenderisme mempermainkan agama.
Habib Ali Zainal Abidin mengatakan: “Jika dia dengan sengaja menutup kepalanya (berhijab) padahal dia tahu siapa dirinya, itu lebih seperti bermain-main dengan agama, yang perlu disikapi lebih banyak. Membahas transgender daripada amalan umrah itu sendiri.” Dikutip dari YouTube Moeslim Tv, Kamis 21 November 2024.
Rukun umrah laki-laki dan perempuan sama saja, laki-laki hanya harus memenuhi beberapa syarat seperti memakai kain ihram tanpa jahitan dan tidak berhijab, lanjutnya.
Habib Ali menjelaskan, syarat umrah yang sah adalah terpenuhinya seluruh rukun umrah, dan jika ada pelanggaran dapat diganti melalui biaya atau denda.
“Ibarat melakukan tawaf pada orang yang kepalanya tertutup, tawafnya sah tetapi dia melakukan pelanggaran yang mengharuskannya membayar biaya bendungan,” ujarnya.
Namun Habib Ali Zanar al-Abidin mengatakan, persoalannya adalah menyembunyikan kebenaran dengan melakukan penipuan seperti perempuan yang mempermainkan agama.
Habib Ali menilai dirinya bukannya jahil (jahil), melainkan ia mengetahui namun sengaja memilih untuk tidak mengikuti ajaran laki-laki atau perempuan.
“Tapi masalahnya Talauf mempermainkan agama, ini hukum syariat, hukum syariat itu milik Allah, beliau mengajarkan kepada Rasulullah, Rasulullah mengatakan kalau laki-laki memakai baju ihram tanpa jahitan tidak bisa menutupi kepala, siapakah Allah? Rombongan (transgender) ini?” dia menekankan.
Jadi persoalannya para transgender sendiri disebut-sebut bermain-main dengan agama alih-alih membahas hakikat sah atau tidaknya umrah.