Konektivitas Internet Merata, Jurnalisme Tertata

JAKARTA, ditphat.net – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) akan memprioritaskan penyelesaian 542 base transmisi station atau BTS 4G yang terletak di wilayah dengan medan sulit seperti Papua.

“Ada 542 BTS yang diprioritaskan untuk diselesaikan, termasuk di Papua yang merupakan wilayah sulit,” kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdig) Meutia Hafid pada Rabu, 6 November 2024.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan TNI untuk memberikan pelatihan akses bagi wilayah-wilayah tersebut.

Terkait hal tersebut, Meutia Hafid juga mengatakan pihaknya akan terus memperluas infrastruktur dan memberikan layanan sinyal 4G secara merata di wilayah non-3T (tertinggal, perbatasan dan sekitarnya) dengan operator seluler yang menyasar 65 desa.

Sejauh ini Indonesia sudah mencapai konektivitas 97 persen, namun masih terdapat tantangan dari sisi kualitas sinyal.

Ia mengatakan, masih adanya wilayah yang menggunakan jaringan 2G sehingga berdampak pada lambatnya koneksi internet.

Oleh karena itu, dalam jangka pendek, Menkominfo akan meningkatkan kapasitas jaringan agar layanan Internet tidak hanya lebih luas tetapi juga lebih cepat di seluruh wilayah.

“Prioritas jangka pendek kami adalah peningkatan kapasitas agar di beberapa daerah koneksi Internet lebih cepat. Bukan hanya lebih luas, tapi lebih cepat,” jelasnya.

Kementerian Komunikasi dan Teknologi telah menyelesaikan pembangunan 5.321 BTS 4G dari 5.618 BTS yang akan dibangun Badan Akses Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di zona 3T.

Di sisi lain, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Vamenkomdig) Nezar Patria menilai tren penurunan industri media nasional merupakan dampak nyata dari disrupsi teknologi.

“Hampir setiap tahun kita melihat tren penurunan industri media nasional. Ini merupakan dampak yang sangat nyata dari disrupsi teknologi yang berdampak pada industri media,” jelasnya.

Menurutnya, disrupsi teknologi digital menjadi pendorong keberlangsungan media. Wakil Menteri Komunikasi dan Teknologi memperkirakan kehadiran hampir 4.000 media online membuat populasi media cetak dan radio semakin menyusut.

Nezar Patria menyatakan, hal ini juga terjadi di tingkat global dan mendorong inisiatif menjaga kualitas jurnalisme melalui model seperti National Endowment for Journalism (AS) Amerika Serikat.

“Tujuannya untuk mengatasi atau memberikan insentif terhadap hambatan atau ketidakseimbangan pasar media dan juga sebagai katalis percepatan proses transformasi industri pers,” ujarnya.

Tekanan ekonomi terhadap industri media nasional juga menjadi perhatian pihak berwenang.

Dengan adanya Perpres Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital Dalam Mendukung Jurnalisme Berkualitas, pemerintah mengajak Dewan Pers untuk menjadi katalis dalam membangun hubungan yang seimbang antara industri pers dan penyelenggara platform digital.

“Kami berharap dapat bekerja cepat dan juga menantikan perkembangan ke depan untuk memastikan ekosistem media yang sehat. Kami sedang mempelajari Digital Services Act dan Digital Market Act yang berlaku di Eropa,” ujarnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *