Koleksi Busana yang Terinspirasi dari Lampung Meriahkan Front Row Paris 2024

Paris, ditphat.net – Keikutsertaan mahasiswa Binus University dalam ajang internasional Front Rov Paris 2024 memberi warna pada dunia fashion global. Pada acara ini, mahasiswa program fesyen universitas tersebut menampilkan koleksi busana yang memadukan unsur modern dengan budaya tradisional Indonesia, khususnya lampung.

Koleksi busana kali ini mengusung tema besar yang tercermin dari penggunaan motif yang terinspirasi dari flora dan fauna khas daerah seperti gajah dan tumbuhan asli. Busana modern ini tidak hanya mencolok secara visual, namun juga mengandung nilai-nilai tradisional yang sarat makna, sejalan dengan upaya pelestarian budaya Indonesia melalui fashion. Gulir, oke?

Mempersiapkan koleksi untuk ajang bergengsi seperti Front ROV Paris tentu bukan hal yang mudah. Siswa menghadapi berbagai tantangan dalam proses desain busana. Gerda yogi Samudra, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam flor mengatakan, “Tantangannya kita menggabungkan kedua koleksi tersebut menjadi satu yang kita anggap cocok. Rentang waktunya juga cukup mepet, sehingga harus pintar-pintar dengan waktu. untuk membuat apa yang kami kenakan di Paris.”

Sementara itu, Jennifer Marchiela, pendiri brand Dragon’s Reverie, juga berbagi pengalamannya mengenai tantangan ke depan. 

“Audit [desain] adalah bagian tersulit bagi saya karena harus diulang terus menerus, tapi saya senang dengan hasil akhirnya,” ujarnya.

Pernyataan tersebut diamini oleh Carmela Regina, rekan Jenniferina, “Saya pribadi paling khawatir dengan perhatian terhadap detail untuk tahap pemikiran dan perencanaan desain. Selain itu, sulitnya menemukan bahan pakaian yang sebenarnya.”

Persiapan para mahasiswa ini sebenarnya sudah dimulai sejak semester sebelumnya. Kepala Gedung Universitas Devi Paramita War, Devi Paramita War menjelaskan, “Sebenarnya sejak semester lalu seluruh mahasiswa harus mengikuti proyek pendahuluan ROV Paris. adegan yang dipilih.” Nampaknya hanya 12 orang saja yang tampil pada acara tersebut, para siswa ini harus bekerja sama dengan teman sekelasnya untuk membuat desain yang unik dan terkoordinasi untuk dipilih.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan bagi para mahasiswa Universitas, namun juga merupakan sebuah langkah besar dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia di kancah internasional. Carmel berharap semakin banyak masyarakat yang menyikapi budaya tradisional Indonesia dan memahami cerita yang disampaikan melalui desain tersebut. “Mari kita berharap semakin banyak orang yang memahami dan memahami lebih baik tentang budaya dan cerita tradisional Indonesia yang coba kami sampaikan melalui desain kami,” ujarnya.

Jennifer pun meyakini keikutsertaan dalam ajang ini merupakan batu loncatan yang sangat baik untuk karirnya di masa depan di dunia fashion. “Bagi saya pribadi, ini merupakan batu loncatan yang bagus bagi kita. Setelah semua ini, kita berharap bisa lebih aktif di kancah fashion dan memimpin budaya internasional hingga proporsi internasional,” ujarnya.

Gerda juga menyampaikan harapannya: “Semoga desain kita bisa mengharumkan nama Indonesia dan Universitas Binus.

Binus bersama Kamar Mode Indonesia (BMK) Universitas menaruh harapan besar kepada generasi muda Indonesia, khususnya para mahasiswa yang mengikuti ajang ini. IFC mendorong partisipasi mahasiswa dalam ajang internasional ini dengan keyakinan bahwa generasi muda Indonesia siap bersaing secara internasional. Sementara itu, Bine University berharap karya kreatif mahasiswanya mendapat pengakuan global dan eksposur yang lebih luas ke industri kreatif Indonesia.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *