
VIVA – Setelah muncul pemberitaan mengenai tewasnya ribuan tentara Korea Utara (Korut), sederet video beredar luas di sejumlah akun media sosial. Rekaman menunjukkan serangan pesawat tak berawak Ukraina mengenai posisi pasukan Kim Jong-un.
Baca Juga : Tips Jitu Turunkan Berat Badan dengan Cepat ala dr Zaidul Akbar
Menurut laporan VIVA Military yang dikutip The Telegraph, tentara Korea Utara menjadi sasaran drone militer Ukraina dalam pertempuran di Oblast (Kursk), Rusia.
Rekaman berdurasi 19 detik tersebut menunjukkan tentara Korea Utara berlari saat drone bunuh diri Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) menyerang mereka.
Tentara Korea Utara juga terlihat mencoba menembak jatuh drone tersebut, sambil menembakinya. Namun upaya tersebut diklaim gagal dan sejumlah tentara Korea Utara dipastikan tewas maupun terluka.
Di sisi lain, Badan Intelijen Korea Selatan (KCIA) merilis laporan yang menyebutkan bahwa satu dari sepuluh tentara Korea Utara yang terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk tewas setiap minggunya.
Intelijen Korea Selatan (Korsel) juga menyatakan rezim Kim Jong-un sedang mempersiapkan pasukan tambahan untuk dikerahkan kembali ke Rusia.
Tak hanya itu, menurut laporan yang dilansir VIVA Military dari Radio Free Asia, intelijen Korea Selatan mengklaim tidak hanya pasukan yang akan dikirim. Namun juga peralatan tempur seperti drone dan peluru kendali.
Baca Juga : 3 Tahun Pergi Akhirnya Eks Komandan Pasukan Tengkorak TNI Penembus Goa Baliem Kembali ke Kostrad
“Penilaian komprehensif terhadap berbagai laporan intelijen menunjukkan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk merotasi atau meningkatkan penempatan pasukan,” demikian pernyataan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan.
“Meskipun mereka saat ini memasok peluncur roket 240mm dan artileri self-propelled 170mm, ada juga beberapa tanda bahwa mereka telah mulai memproduksi dan memasok drone bunuh diri,” lanjut pernyataan itu.
VIVA Army melaporkan dalam berita sebelumnya bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah tewas sejak mereka dikerahkan ke Rusia pada November 2024.