Kisah Luar Biasa Letnan Unang dan Jenderal TNI Maruli Setelah 33 Tahun Tanpa Mimpi

ditphat.net – Ada kejadian luar biasa tak terduga yang menimpa perwira pertama TNI Angkatan Darat, saat Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak hendak memasuki kawasan Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Bupati Purwakarta, Jawa Barat.

Selasa pagi, 17 Desember 2024, Jenderal Maruli TNI dan musuh dari Markas Besar (Mabesad) TNI AD tiba di Markas Koramil 1903/Darangdan untuk dibawa istirahat sejenak sebelum menuju lokasi penanaman 56 ribu makanan. tanaman buah. Tanah itu miliknya. PTPN VIII, Mynydd Hejo.

Sesampainya di markas Koramil Darangdan, lulusan Akademi Militer angkatan 1992 itu langsung menyapa seluruh tamu yang menyambutnya.

Nah, salah satu yang disambut Jenderal TNI Maruli Simanjuntak adalah Letnan Dua (Lettu) Unang Sunarya. Beliau adalah Komandan Koramil Darangdan.

Usai berjabat tangan, berbagai peristiwa pun mulai terjadi, bagi perjalanan hidup Lettu Unang Sunarya merupakan momen indah yang sangat dibanggakannya.

Menurut cerita, Jenderal TNI Maruli sedang beristirahat dan menikmati sarapan pagi di sebuah bangunan bertingkat sederhana yang dialihfungsikan menjadi ruang tamu.

Pak Maruli berada di tempat ini bersama para petinggi HR TNI yang bahunya bertabur bintang. Tiba-tiba, di luar dugaan Letnan Unang, KSAD memanggilnya dan mengajaknya duduk di meja sarapan bersama.

Canggung pastinya, apalagi yang duduk tepat di depannya adalah orang berpangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat.

Pak Maruli dikenal rendah hati dengan pasukannya. Dan hal itulah yang mampu menghilangkan kegelisahan Lettu Unang saat berbicara di mejanya. Maruli.

Singkat cerita Letnan Unang berdiri dari meja, kebetulan Pak Maruli sudah selesai istirahat.

Yang saya tidak tahu, saat berjalan di belakang Makoramil, Pak Maruli menelpon Letda Unang, tidak hanya itu beliau juga menelpon Pak. Maruli pun memeluk Pak Unang seperti sahabat yang sudah lama hilang.

Sontak Lettu Unang kaget tak terkira. Ternyata Pak KSAD tiba-tiba memeluk saya. Buat saya, ini sangat membanggakan saya,” ujar Letjen Unang secara eksklusif kepada ditphat.net Militer.

Mengapa Lettu Unang begitu bangga?

Soalnya, Letjen Unang merupakan perwira TNI yang sudah bertugas di militer selama 33 tahun. Ia bergabung dengan tentara melalui Sekolah Penerimaan Militer (Secata) pada tahun 1991.

Padahal ia telah mengabdi sebagai ksatria TNI selama hampir setengah abad. Namun baru kali ini KSAD merangkul bahunya dan duduk di meja bersamanya bersantai.

Setelah belasan kali berganti KSAD, barulah Pak Maruli mau merangkulnya. Bahkan, sejak tahun 1991, sudah terjadi 20 kali pergantian KSAD dari Pak Edi Sudradjat menjadi Pak Maruli.

“Ini pertama kalinya dalam hidup saya, saya tidak pernah menyangka dan tidak pernah membayangkan, saya tidak pernah memimpikannya,” kata Lettu Unang Sunarya.

Apa yang sebenarnya menimpa Letjen Unang bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan melainkan suatu takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Jadi, ada cerita lain di balik pertemuan naas ini. Pada tanggal 1 Desember 2024 atau 16 hari sebelum kedatangan Pak Maruli, Komandan Kodim 0619/Purwakarta menugaskan Letkol Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila sebagai Letkol Unang sebagai Danramil 1903/Darangdan menggantikan Kapten Komang.

Sebelumnya, sejak peralihan tugas dari Kodim Kuningan ke Kodim Purwakarta pada tahun 2018, Letda Unang menghabiskan sebagian besar karir militernya di satuan intelijen. Bahkan, dia terakhir menjabat sebagai Komandan Satuan Intel Kodim Purwakarta.

Meski baru menjabat Komandan Koramil Darangdan, namun karena kejadian itu Pak Maruli berada di kawasan cadangannya. Pak Unang otomatis menjadi pemimpin yang membawahi seluruh kegiatan pembebasan lahan tak terpakai seluas 200 hektar.

Memang dia tidak bekerja sendirian, namun Raja Aibon dan 8 Komandan Koramil setara Kodim Purwakarta serta ratusan prajurit turut berkolaborasi menyukseskan operasi Pak Maruli. Karena itulah, meski terancam gelapnya langit di musim hujan akhir tahun ini, semangat Pak Unang terus berkobar.

Ia berkata: “Segala kelelahan dalam misi ini terbayar ketika ia dipeluk oleh Kepala Staf Umum Angkatan Darat.”

Jika melihat regulasi TNI yang efektif, Pak Unang akan segera pensiun. Ya, selama kurang lebih 2 tahun.

Pak Unang lahir dalam rangka Hari Pahlawan, 10 November 1969. Dan siapa sangka, meski bertugas di Bandung bersama Batalyon Kavaleri 4/Kijang Cakti dan Yonkav/Satya Darmakala ke-9 di Serpong di sana, namun begitu menutup? pensiun, seharusnya dia bertugas di kampung halamannya Darangdan…

Selamat dan sukses ya pak Unang… Siliwangiiii…

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *